Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Iran melalui Garda Revolusi menembakkan puluhan rudal ke markas pasukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di wilayah Irak.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, serangan rudal balistik pada Selasa (7/1/2020) malam waktu setempat ke pangkalan militer AS, bukan untuk mencari perang.
"Kami tidak mencari eskalasi atau perang, tetapi akan membela diri terhadap setiap agresinya," tulis Menlu Iran melalui akun Twitter-nya.
Menurut dia, serangan rudal itu sebagai pembalasan atas pembunuhan Qassim Soleimani dalam serangan udara drone AS, pada Jumat (3/1/2020) minggu lalu di Baghdad.
Di tempat berbeda, Presiden Donald Trump mengatakan, "Semua baik-baik saja!" setelah lebih dari puluhan rudal Iran ditembakkan ke dua markas tentara AS di Irak.
Baca: Rudal Fateh, yang Digunakan Iran Serang Pangkalan AS di Irak
Trump menulis di Twitter, penghitungan jumlah korban dan kerusakan sedang dilakukan. "Sejauh ini, semua baik-baik saja," kata dia.
TV Iran melaporkan rudal balasan atas pembunuhan Jenderal Qassim Soleimani, telah diluncurkan ke pangkalan militer AS.
Pentagon menyebut, lebih dari selusin rudal diluncurkan Iran terhadap dua pangkalan militernya dan berjanji akan melakukan tindakan balasan.
Situs Russia Today yang dikutip Rabu (8/1/2020) menyebutkan, Pentagon menegaskan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempertahankan pasukan AS dan sekutu regionalnya.
Menyusul laporan adanya serangan rudal Iran pada fasilitas AS di Irak, data yang membenarkan bahwa lebih dari selusin rudal Iran telah digunakan dalam serangan itu.
"Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik untuk melawan militer AS dan pasukan koalisi di Irak," kata pihak Pentagon dalam keterangan tertulisnya, Selasa waktu AS.
"Jelas bahwa rudal ini diluncurkan dari Iran dan menargetkan setidaknya dua pangkalan militer Irak,".
"Saat kami mengevaluasi situasi dan respons kami, kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan personel, mitra serta sekutu AS di kawasan itu." (AP/Channel News Asia/Russia Today)