Ia menilai perilaku menyimpang tersebut muncul akibat kurangnya keberadaan orangtua untuk sang anak.
Orangtua dalam kehidupan sehari-hari dituntut supaya menyeimbangkan antara karir pekerjaan dengan keluarga.
Sehingga anak atau anggota keluarga yang lain mendapatkan perhatian.
"Saat suami kerja ingat kalau istri dan anak ada di rumah," tandas Adib.
2. Bermain
Keberadaan orangtua, baik ayah maupun ibu di rumah juga belum cukup untuk mencegah potensi penyimpangan seksual.
Orangtua juga diharapkan bisa mengajak bermain anak.
"Supaya anak memiliki figur orangtua, anak laki-laki ada figur ayahnya. Jika anak perempuan punya figur ibunya" kata Adib.
Diharapkan dengan kegiatan ini, anak memiliki kemampuan untuk mengindentifikasi dirinya sendiri secara baik untuk bekal ketika ia dewasa.
Baca: Konflik Natuna antara Indonesia dan China, Prof Salim Said: Ngapain Loe Masuk Wilayah Gue
3. Stop kekerasan
Tahapan selanjutnya adalah menghindari kekerasan terhadap anak. Adib menjelaskan perlakukan kasar kepada anak baik verbal maupun fisik membuat anak trauma.
"Kalau anak sering dipukul, sering dimarahi, sering dipaksa, diluar sana anak akan menemukan sosok yang tidak memaksa dan mengayomi," lanjutnya.
Ketika anak mencari figur lain penganti orangtua di luar rumah ini akan menjadi berbahaya. Terlebih orang tersebut memiliki niat-niat terselubung terhadap anak ini.