Padahal saat ini Iran tengah berduka.
Klaim bahwa Donald Trump berdiri di samping orang-orang Iran juga dinilai sebelah mata.
"Sementara bangsa Iran berduka [atas kehilangan orang-orang tersayang mereka dalam insiden pesawat Ukraina], Trump meneteskan air mata buaya untuk orang-orang dalam bahasa Persia dan mengklaim bahwa ia berdiri di samping orang-orang Iran," kata Juru Bicara Pemerintah Iran Ali Rabiyee, Senin (13/1/2020), dikutip Tribunnews dari Fars News Agency.
Menurut Ali Rabiyee, meski mendapat dukungan dari Trump, orang-orang Iran tak pernah melupakan sikap si presiden saat mengancam akan mengebom 52 situs budaya.
Terlebih lagi aksi Trump yang membunuh Komandan Pasukan Quds IRGC Letnan Jenderal Qassem Soleimani.
Ali juga menyebut, masalah yang dihadapi Iran saat ini yakni kekurangan obat merupakan imbas dari sanksi yang dijatuhkan Washington.
Donald Trump dinilai menjadi sumber penghinaan bagi Iran melalui penarikannya dari penjanjian nuklir lalu memberikan dukungan dan simpati pada Iran.
Mengutip dari sumber yang sama, cuitan Trump dalam bahasa Persia mendapat protes keras dari Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Seyed Abbad Mousavi.
Ia meminta Donald Trump tak menajiskan atau menghina bahasa Persia.
Mahasiswa sebut pemerintah Iran pembohong
Protes kembali terjadi di berbagai kota Iran pada Minggu (12/1/2020).
Protes kembali dilayangkan kepada Pemerintah Iran yang dinilai bertanggung jawab atas indisen Ukraine Airlines yang jatuh tertembak.
Mengutip dari BBC.com, para pengunjuk rasa di Teheran meneriakkan slogan-slogan yang menentang kepemimpinan.
Tak hanya di Teheran, unjuk rasa juga terjadi di beberapa kota lain.