Laporan Wartawan Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Guna mengatasi penyebaran virus corona, pemerintah Cina melarang satwa liar diperjualbelikan di pasar, restoran, maupun platform e-commerce secara nasional sejak Minggu (26/1/2020).
Kementerian Pertanian dan Kehutanan Cina menegaskan, setiap tempat yang membiakkan satwa liar harus diisolasi.
Mereka dilarang juga mengakut satwa liar dengan transportasi.
Baca: Video Pria Marah dan Bentak Tim Medis Virus Corona di Wuhan, Merasa Rumah Sakit Abaikan Keluarganya
Sampai hari ini, pemerintah Cina mengumumkan korban meninggal dunia akibat virus yang pertama menyebar di kota Wuhan itu telah mencapai 80 orang dan 2.300 orang terinfeksi.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina, Gao Fu, mengatakan virus berasal dari hewan liar yang dijual di Pasar Seafood Huanan, Wuhan.
Baca: Waspada Virus Corona, Ini Daftar Makanan untuk Meningkatkan Sistem Kekebalan pada Tubuh
Lebih jauh, Lembaga Konservasi Margasatwa bermarkas di New York meminta otoritas China menghentikan secara permanen jual beli hewan liar.
Hewan liar yang dikandangkan dianggap sebagai inkubator bagi virus yang dapat berevolusi menular pada manusia.
Baca: Virus Corona Jadi Ancaman Nyata Sektor Pariwisata China
Selain melarang penjualan hewan liar, Cina juga melakukan isolasi terhadap 10 kota di negeri panda untuk mengantisipasi meluasnya virus berjenis 2019-nCov.
Warga di 13 kota dilarang berpergian ke luar kota tanpa alasan mendesak, transportasi umum dihentikan, serta kegiatan masyarakat ditiadakan.
81 orang meninggal dunia
Korban meninggal dunia akibat virus corona di Cina terus bertambah.
Dikutip dari Channel News Asia, Senin (27/1/2020), Departemen Kesehatan Cina mencatat ada 81 orang meninggal dunia akibat virus corona.
Jumlah kasus virus corona di Cina naik sekitar 30 persen menjadi lebih dari 2.700 orang.
Sekitar setengahnya terjadi di provinsi Hubei yang merupakan Ibukota dari Wuhan.
Baca: Wabah Virus Corona Bikin Pasar Saham China Loyo
Perdana Menteri Cina, Li Keqiang mengunjungi pusat kota Wuhan, pusat penyebaran virus corona.
Kunjungan ini sebagai bentuk keseriusan pemerintah Cina mengatasi wabah corona.
Pemerintah Cina juga memperpanjang hari libur tahun baru Imlek selama tiga hari hingga 2 Februari mendatang.
Baca: Video Pria Marah dan Bentak Tim Medis Virus Corona di Wuhan, Merasa Rumah Sakit Abaikan Keluarganya
Hal tersebut dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus.
Tahun baru Cina biasanya merupakan waktu bagi jutaan orang untuk bepergian.
Tetapi kini rencana mereka harus dibatalkan karena penyebaran virus corona.
Evakuasi Warganya dari Wuhan
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah mengambil kebijakan untuk mengevakuasi staf konsulatnya dari Wuhan.
Pemerintah Perancis juga berencana untuk mengevakuasi staf dan keluarga yang akan dikarantina di sebuah kota di Cina.
Selain itu, PM Jepang Shinzo Abe telah berkoordinasi dengan Beijing untuk segera mengevakuasi warganya.
Arab Saudi juga meminta warga negaranya yang ada di sekitar Wuhan untuk menghubungi Kedubes untuk mengungsi.
Baca: Video Pria Marah dan Bentak Tim Medis Virus Corona di Wuhan, Merasa Rumah Sakit Abaikan Keluarganya
Sementara Yordania telah memperoleh izin dari Beijing untuk mengevakuasi warganya dari kota Wuhan ke luar negeri.
Sebelumnya Pemerintah Cina mengumumkan, korban meninggal akibat wabah virus Corona telah tembus 50 orang, tepatnya 56 orang.
Dalam laporan yang dirilis Minggu (26/1/2020), Beijing menyatakan, adanya 15 korban baru yang meninggal dunia.
Selain itu Departemen Kesehatan, hampir 2.000 orang terinfeksi. Pihak berwenang China melaporkan 1.975 kasus.
Baca: Habil Marati: Vonis Satu Tahun Penjara Hanya Untuk Menghibur Jaksa dan Kepolisian
Di antara korban yang baru meninggal dunia, 13 orang berada di Hubei, Provinsi di jantung wabah. Sementara Shanghai melaporkan korban meninggal dunia pertamanya.
Pada Sabtu (25/1/2020) kemarin, Presiden China Xi Jinping mengungkapkan, Negeri Tirai Bambau itu tengah menghadapi "situasi serius" akibat penyebaran virus Corona.
Beijing kemudian menggunakan berbagai langkah seperti menutup Wuhan dan 13 kota lainnya agar virus corona tidak menyebar.
Patogen dengan kode 2019-nCov itu menuai perhatian dunia karena mirip dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS).
Hantaman virus tersebut terjadi ketika rakyat Negeri "Panda" tengah bersiap merayakan Tahun Baru Imlek yang dimulai pada Sabtu ini. (Channel News Asia/AFP/AP)