News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Mengenal Kuliner Kelelawar yang Diduga Jadi Penyebab Virus Corona, Dikonsumsi Tak Hanya di China

Penulis: Daryono
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus Corona diduga disebarkan dari kebiasaan warga China mengonsumsi daging hewan liar seperti sup kelelawar, kuliner yang populer di Kota Wuhan.

Di kebudayaan China sendiri, ada kepercayaan terkait simbol lima kelelawar.

Simbol tersebut menandakan keberkahan atas kekayaan, kesehatan, kebajikan, usia tua, dan kematian secara alami.

Bahkan, memakan kelelawar juga dipercaya dapat meningkatkan kejelian mata.

2. Di Indonesia, Kelelawar juga Dikonsumsi

Pedagang di Pasar Tomohon, Sulawesi Utara, menggelar paniki (kelelawar) untuk dijual pada pembeli, Sabtu (9/3/2013). Pasar Tomohon banyak disebut warga sebagai pasar ekstrem karena menjual binatang-binatang yang tak lazim dikonsumsi seperti kelelawar, tikus, ular, anjing, sampai kucing. (TRIBUNNEWS / DANY PERMANA)

Tidak hanya di China, ada juga masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi kelelawar. 

Antara lain di Sulawesi Utara, Gunungkidul, dan Kalimantan

Di Sulawesi Utara, kuliner kelelawar ini disebut paniki. 

Paniki, makanan yang dibuat dari daging kelelawar di pesta kuliner Festival Teluk Jailolo, Kamis (29/5/2014). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

Dikutip dari Kompas.com yang mengutip States of Splendor, kelelawar yang digunakan untuk paniki adalah kelelawar pemakan buah.

Biasanya, kelelawar pemakan buah memiliki bentuk tubuh yang sedikit lebih besar dari kelelawar pada umumnya.

Oleh karena itu, kelelawar jenis tersebut dipilih agar penyantap lebih puas dalam menikmati sup paniki.

Biasanya kelelawar dibakar untuk dihilangkan bulunya.

Lalu dimasak dengan santan dan bumbu seperti bawang merah, bawah putih, cabai, serai, dan lainnya.

Selain itu di Gunungkidul, Yogyakarta, juga ada makanan khas yang dibuat dari kelelawar buah atau codot.

Kuliner Kelelawar atau Codot Goreng di Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta. (Kompas.com/Markus Yuwono)

Sebuah warung di desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, yang dikelola secara turun temurun tiga generasi yang menjual codot dibacem.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini