News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Mengenal Kuliner Kelelawar yang Diduga Jadi Penyebab Virus Corona, Dikonsumsi Tak Hanya di China

Penulis: Daryono
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus Corona diduga disebarkan dari kebiasaan warga China mengonsumsi daging hewan liar seperti sup kelelawar, kuliner yang populer di Kota Wuhan.

TRIBUNNEWS.COM - Hingga saat ini, penyebab pasti Virus Corona yang mewabah di China belum diketahui.

Sejumlah peneliti meyakini Virus Corona berasal dari satwa liar di pasar ikan Huanan, Kota Wuhan, Provinsi Hubei.

Petugas keamanan berpatroli di pasar ikan tradisional Huanan di kota Wuhan, China, Jumat (24/1/2020). Pasar ikan itu ditutup setelah virus corona yang mematikan dideteksi berasal dari pasar itu. (AFP/HECTOR RETAMAL)

Di antara satwa liar yang dianggap menjadi penyebab virus Corona adalah kelelawar yang dimasak menjadi sup.

Di sisi lain, ternyata kelelawar tidak hanya dikonsumsi oleh warga China.

Di Indonesia, ada juga masyarakat yang mengkonsumi kelelawar.

Berikut rangkuman tentang kuliner kelelawar sebagaimana dihimpun Tribunnews.com, Rabu (29/1/2020:

1. Alasan orang China makan sup kelelawar

Sup kelelawar (Twitter via Kompas.com)

Dikutip dari Kompas.com yang mengutip The Sun, sup kelelawar adalah salah satu hidangan khas di China, termasuk di Wuhan.

Cara memasak sup kelelawar ini, biasanya dengan langsung merebus.

Kelelawar dimasak dalam kuah berkaldu dalam kondisi utuh.

Jadi, tidak melewati proses kelelawar dipotong-potong terlebih dahulu.

Bulu kelelawar pun tidak dibersihkan.

Mengutip buku “Strange Food” (1999) yang terbitan Tuttle Publishing, penulisnya Jerry Hopkins mengungkapkan bahwa terdapat sebuah kepercayaan bahwa dengan memakan kelelawar, kesuburan seseorang akan semakin bertambah.

Tidak hanya itu, kelelawar juga dianggap dapat meningkatkan kesempatan untuk hidup lebih lama dengan bahagia.

Di kebudayaan China sendiri, ada kepercayaan terkait simbol lima kelelawar.

Simbol tersebut menandakan keberkahan atas kekayaan, kesehatan, kebajikan, usia tua, dan kematian secara alami.

Bahkan, memakan kelelawar juga dipercaya dapat meningkatkan kejelian mata.

2. Di Indonesia, Kelelawar juga Dikonsumsi

Pedagang di Pasar Tomohon, Sulawesi Utara, menggelar paniki (kelelawar) untuk dijual pada pembeli, Sabtu (9/3/2013). Pasar Tomohon banyak disebut warga sebagai pasar ekstrem karena menjual binatang-binatang yang tak lazim dikonsumsi seperti kelelawar, tikus, ular, anjing, sampai kucing. (TRIBUNNEWS / DANY PERMANA)

Tidak hanya di China, ada juga masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi kelelawar. 

Antara lain di Sulawesi Utara, Gunungkidul, dan Kalimantan

Di Sulawesi Utara, kuliner kelelawar ini disebut paniki. 

Paniki, makanan yang dibuat dari daging kelelawar di pesta kuliner Festival Teluk Jailolo, Kamis (29/5/2014). (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

Dikutip dari Kompas.com yang mengutip States of Splendor, kelelawar yang digunakan untuk paniki adalah kelelawar pemakan buah.

Biasanya, kelelawar pemakan buah memiliki bentuk tubuh yang sedikit lebih besar dari kelelawar pada umumnya.

Oleh karena itu, kelelawar jenis tersebut dipilih agar penyantap lebih puas dalam menikmati sup paniki.

Biasanya kelelawar dibakar untuk dihilangkan bulunya.

Lalu dimasak dengan santan dan bumbu seperti bawang merah, bawah putih, cabai, serai, dan lainnya.

Selain itu di Gunungkidul, Yogyakarta, juga ada makanan khas yang dibuat dari kelelawar buah atau codot.

Kuliner Kelelawar atau Codot Goreng di Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta. (Kompas.com/Markus Yuwono)

Sebuah warung di desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, yang dikelola secara turun temurun tiga generasi yang menjual codot dibacem.

Sementara itu, di Kalimantan juga ada kuliner khas yang menggunakan bahan kelelawar.

Hidangan ini disebut bangamat.

3. Negara lainnya yang penduduknya konsumsi kelelawar

Tak hanya di China dan Indonesia, kelelawar juga dikonsumsi oleh penduduk di sejumlah negara: 

- Thailand

Dikutip dari Kompas.com, di Thailand, melansir South China Morning Post, kelelawar direbus hidup-hidup dalam air yang sudah dicampur beberapa bumbu dan rempah yang sudah dihaluskan.

Kemudian, mengutip buku “Strange Food” yang ditulis oleh Jerry Hopkins, di beberapa restoran kecil dekat Ratchaburi, Thailand, kelelawar bakar dan goreng dihidangkan dalam bentuk utuh.

Kelelawar bakar juga dijadikan sebagai santapan di beberapa area kaki gunung yang membatasi Thailand dan Myanmar.

- Palau

Palau adalah salah satu negara yang terkenal akan hidangan kelelawar adalah Palau.

Dikutip dari Travel Food Atlas, kelelawar merupakan hidangan tradisional khas negara kepulauan tersebut.

sup kelelawar khas Palau (©SoraNews24)

Biasanya, kelelawar pemakan buah akan direbus terlebih dahulu lengkap dengan bulunya.

Kemudian, kelelawar dimasak dengan jahe, santan, beberapa rempah, dan potongan sayuran.

Lalu dihidangkan dalam sebuah mangkuk besar.

- Seychelles

Di Seychelles, kelelawar pemakan buah diolah menjadi hidangan civet de chauve souris.

Ini semacam hidangan rebusan yang dimasak dengan kuah kental, mirip dengan kari.

Melansir Taste Atlas, kelelawar pemakan buah dikuliti terlebih dahulu.

Selanjutnya, daging akan dimarinasi menggunakan cuka dan anggur merah.

Kemudian dimasak dengan menggunakan berbagai macam bumbu pelengkap dan rempah-rempah.

Dalam penghidangannya, biasanya kari akan dilengkapi dengan nasi hangat atau kentang.

4. Dipercaya menjadi obat

Seperti banyak hidangan dari Asia, sup kelelawar dipercaya bisa menjadi obat untuk penyakit tertentu.

Darah kelelawar, misalnya yang dianggap dapat untuk membantu gangguan pernapasan.

Terkait penggunaan kelelawar sebagai obat, melansir National Geographic, terdapat beberapa kepercayaan, darah kelelawar dapat digunakan untuk menyembuhkan penderita epilepsi.

Sup kelelawar (pilotguides.com)

Satu negara yang kental akan kepercayaan tersebut adalah Bolivia.

Menurut seorang ahli antropolog University of Mississippi Kate McGurn Centellas, kepercayaan manfaat darah kelelawar itu kemungkinan datang dari anggapan masyarakat, kelelawar merupakan hewan kuat yang memiliki beberapa karakter unik.

"Ada kemungkinan, dengan meminum darah kelelawar, mungkin kamu dapat membenarkan dan menyeimbangkan apa yang dilihat sebagai gangguan atau ketidakseimbangan dalam tubuh manusia."

"Seperti kejang, atau dalam istilah medis adalah epilepsi,” tutur Centellas, dikutip dari Kompas.com.

(Tribunnews.com/Daryono/Sri Juliati) (Kompas.com/Nabilla Ramadhian)

 
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini