News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Dokter yang Pertama Kali Ungkap Virus Corona Pernah Dituduh Sebar Hoaks, Kini Dianggap Pahlawan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan.

TRIBUNNEWS.COM,CHINA - Awal Januari lalu, pihak berwenang di kota Wuhan, China mencoba menutupi berita tentang virus corona.

Ketika itu, seorang dokter mencoba memperingatkan dokter lain soal kemungkinan wabah, polisi mendatangi dan menghentikannya.

Sebulan kemudian ia dianggap pahlawan, sesudah ia menceritakan kisahnya dari tempat tidur rumah sakit.

"Halo semua. Ini Li Wenliang, dokter mata dari Rumah Sakit Pusat Wuhan," katanya dalam satu unggahan.

Dr Li bekerja di pusat wabah bulan Desember ketika ia perhatikan tujuh kasus virus yang ia anggap mirip dengan Sars, yang mewabah tahun 2003.

Baca: 238 WNI dari Wuhan Terus Dipantau Kesehatannya, Termasuk Tim Penjemput

Kasus-kasus ini diduga berasal dari pasar makanan laut Huanan di Wuhan dan pasien-pasiennya dikarantina di rumah sakit.

Pada tanggal 30 Desember, ia mengirim pesan di grup obrolan sesama dokter dan memperingatkan mengenai wabah ini dan menyarankan mereka untuk memakai pakaian pelindung untuk mencegah infeksi.

Saat itu Dr Li dan kebanyakan rekannya tidak tahu bahwa penyakit itu berasal dari virus corona baru.

Dr Li Wenliang sempat dituding menyebarkan desas-desus. (WEIBO)

Dituduh membuat komentar palsu

Lalu empat hari kemudian ia dikunjungi oleh petugas dari Biro Keamanan Umum yang memintanya untuk menandatangani sepucuk surat.

Dalam surat itu, ia dituduh telah "membuat komentar palsu" yang bersifat "sangat mengganggu ketertiban umum".

"Dengan sungguh-sungguh, kami memperingatkan Anda: Jika Anda tetap keras kepala dengan kelancangan Anda dan meneruskan kegiatan ilegal ini, Anda akan diproses secara hukum. Apakah Anda paham?" di bagian bawah ada tulisan tangan Dr Li: "Ya, saya paham".

Ia adalah satu dari delapan orang yang diselidiki oleh polisi karena "menyebarkan desas-desus".

Pada akhir Januari, Dr Li menerbitkan salinan surat itu di media sosial Weibo dan menjelaskan apa yang telah terjadi.

Saat itu pemerintah setempat sudah meminta maaf kepadanya, tetapi terlambat.

Sesudah sakit, Dr Li mengunggah di media sosial Weibo kenapa pihak berwenang masih menyatakan tak ada staf medis yang terinfeksi. (WEIBO)

Dalam beberapa minggu di bulan Januari, para pejabat di Wuhan berkeras bahwa penularan hanya terjadi pada orang yang melakukan kontak dengan hewan yang tertular.

Tak ada panduan diterbitkan untuk melindungi dokter yang merawat.

Namun seminggu sesudah kunjungan polisi, Dr Li merawat seorang perempuan yang menderita glaukoma. Ia tak tahu bahwa pasiennya itu terinfeksi virus corona.

Dalam unggahannya di Weibo ia menggambarkan bahwa pada tanggal 10 Januari ia mulai batuk-batuk.

Di hari berikutnya ia demam dan dua hari kemudian ia dirawat di rumah sakit.

Kedua orang tuanya juga sakit dan dirawat.

Baru sepuluh hari kemudian pada 20 Januari, China mengumumkan keadaan darurat akibat wabah.

Dr Li mengatakan ia menjalani tes beberapa kali untuk virus corona dan semuanya negatif.

 

Tanggal 30 Januari ia mengunggah lagi: "Hari ini, tes asam nukleus hasilnya positif. Akhirnya ada kejelasan."

Ia menambahkan unggahannya dengan emoji anjing yang matanya mendelik dan lidah menjulur.

Unggahan itu segera mendapat ribuan komentar dukungan.

"Dr Li Wenliang adalah seorang pahlawan," kata seorang pengguna, sembari khawatir terhadap perlakukan terhadap Dr Li dari negaranya sendiri.

"Di masa depan, bisa jadi dokter akan takut untuk menyatakan peringatan dini ketika mereka melihat tanda-tanda penyakit menular."

"Kesehatan publik membutuhkan puluhan juta orang seperti Li Wenliang." kata satu komentar.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini