Pemerintah komunis itu sedang dalam upaya untuk mengecilkan jumlah korban sementara korban yang meninggal dalam jumlah melebihi laporan.
Seorang pekerja di Rumah Duka Caidan, di pinggiran kota Wuhan, telah mengklaim karyawannya bekerja "24/7" untuk menangani mayat-mayat itu, lapor Epoch Times.
Pekerja itu mengatakan staf kelelahan dan bekerja tanpa peralatan yang layak.
Diidentifikasi hanya sebagai Tuan Yun, ia berkata, "90 persen karyawan kami bekerja 24/7, kami tidak bisa kembali ke rumah."
Dengan dingin, ia mengklaim, "Semua kamar kremasi Wuhan bekerja 24 jam."
Dia menambahkan, "Kami benar-benar membutuhkan lebih banyak tenaga kerja."
Tempat kerjanya dilaporkan harus mengambil mayat dari Rumah Sakit Tongji Wuhan, Rumah Sakit No. 13 Wuhan, Rumah Sakit Huoshenshan yang baru dibangun, dan rumah sakit kecil lainnya.
Yun mengaku telah berbicara dengan pekerja krematorium lain yang semuanya dalam situasi yang sama.
Dia menyebut "setiap hari, kita membutuhkan setidaknya 100 kantong mayat" yang jauh lebih tinggi dari jumlah kematian resmi yang baru sekarang sekitar 600 lebih.
Sedangkan New York Times melaporkan bahwa penduduk Wuhan tidak percaya dengan jumlah resmi kematian penduduk.
Sistem kesehatan rumah sakit benar-benar kewalahan, dokter mengalami kekurangan alat dan waktunya habis untuk menanganan pasien. (Intisari.grid.id)