Kemudian suami istri Rulli dan Ulfa yang melancarkan aksi bom bunuh diri di sebuah gereja, di Sulu, Filipina.
"Lalu ada Rulli dan Ulfa, mereka 2017 ketemu saya di Kemensos waktu itu, mereka dideportasi dari Turki, akhirnya mereka 2019 mengadakan bom bunuh diri di Filipina," kata Sofyan.
Baca: PKS Dukung Pemulangan WNI Eks ISIS, Mardani: WNI dari Wuhan China Saja Bisa Pulang, Mereka Korban
Selain itu, ada pula kasus terorisme yang terjadi di Mapolda Sumatera Utara pada 2017.
"Lalu di Medan juga penyerangan dua atau tiga tahun yang lalu, penyerangan Mapolda Sumatera Utara, itu juga diserang oleh orang yang pernah dideportasi dari Turki ke Indonesia," jelas Sofyan.
"Nah, dari kejadian-kejadian ini mengkhawatirkan kita semua," imbuhnya.
Sebelum isu WNI eks ISIS yang ingin dipulangkan ini merebak, Sofyan membeberkan dirinya sempat dihubungi oleh temannya yang merupakan seorang WNI yang berada di Suriah.
"Ada enggak teman-teman yang saat ini masih berada di camp-camp di Turki, di Irak, dan juga di Suriah, mungkin ingin pulang?" tanya pembawa acara Chacha Annissa.
"Ya beberapa bulan sebelum ini, sekitar 3-4 bulan yang lalu, saya juga dihubungi oleh rekan di Suriah, yang mereka juga berjuang di sana," jawab Sofyan.
Sofyan mengungkapkan temannya tersebut berada di Kota Idlib sebagai pengungsi bersama WNI lainnya dan berharap bisa pulang ke Indonesia.
"Dan mereka menginformasikan kepada saya bahwa di Kota Idlib itu ada beberapa pengungsi yang mereka ingin pulang ke Indonesia," ujar Sofyan.
Baca: PKS Heran Jokowi Belum Putuskan: Kenapa Ribut, 50 WNI Eks ISIS Sudah Pernah Dipulangkan Tahun 2016
Sofyan menuturkan temannya tersebut adalah wanita yang suaminya sudah meninggal dan tidak memiliki paspor.
Kondisi WNI di Suriah disebut memprihatinkan lantaran kondisi Kota Idlib yang tidak aman dari serangan.
"Karena suaminya sudah meninggal, dan karena mereka sudah tidak punya paspor lagi, dan mereka ingin pulang, karena mereka sudah kehabisan bekal, kehabisan uang," terang Sofyan.
"Dan dalam kondisi yang mencekam, karena hampir setiap hari pesawat dari Rusia dan Suriah juga membombardir daerah yang disebut Kota Idlib itu," paparnya.