News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Cerita Mahasiswa yang Sembuh dari Virus Corona Seusai Minum Obat HIV Kaletra

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiger Yee, pelajar 21 tahun di Wuhan.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswa 21 tahun di China sembuh dari virus corona setelah minum obat kaletra, yakni obat yang biasa digunakan untuk mengobati HIV.

Mahasiswa bernama Tiger Yee itu sembuh dari virus corona setelah tiga minggu menjalani perawatan di rumah sakit dan di rumah.

Setelah pihak dokter menyatakan Yee sembuh dari virus corona, mahasiswa asal Wuhan China ini tak percaya, bahkan ia berpikir sedang mengetuk pintu neraka.

Bagaimana Yee berjuang melawan virus corona selama tiga minggu? 

Korban virus corona yang meninggal dunia jumlahnya tak sedikit.

Namun, akhir-akhir ini, jumlah orang yang menderita penyakit COVID-19 yang sembuh juga meningkat.

Salah satu pasien yang dapat sembuh dari virus corona di China adalah Yee.

Dikutip dari Express.co.uk, Yee menceritakan awal mula kemungkinan tertular virus corona yaitu saat mengikuti kursus bahasa di sebuah sekolah pada awal Januari 2020.

Tempat sekolahnya di dekat pasar makanan laut Wuhan.

Kemudian pada pertengahan Januari, ia mula merasakan sakit perut.

Awalnya ia mengobati dengan mencoba obat flu.

Namun semakin hari kondisinya semakin buruk setelah empat hari sakit.

Baca: Ditanya Dari Mana Dapat Ilmu Terapi, Ningsih Tinampi Bilang Waduh: Ternyata Ini Profesi Awalnya

Baca: Fakta-Fakta Terbaru Kasus Tewasnya Janda Kaya di Tulungagung: Korban Pernah Cerita Kehilangan Ini

Baca: TKI Ini Bercerita Masker dari Indonesia Paling Dicari Warga Hong Kong Agar Tak Terpapar Virus Corona

Baca: Kepolisian Ungkap Hasil Autopsi Jasad Janda Kaya di Tulungagung yang Tewas di Gulungan Kasur

Batuk seakan mau mati

Misteri Turis China Positif Virus Corona Setelah Liburan di Bali, Kemenkes RI Beri Penjelasan (Ilustrasi via metro.co.uk dan Tribunnews)

Saat kondisi Yee memburuk, ayahnya menyadari ada sesuatu yang parah yang terjadi dengan anaknya.

"Saya menderita demam tinggi dan nyeri yang menyiksa setiap bagian tubuh saya.

Saya batuk seperti akan mati," katanya.

Ia lalu memutuskan pergi ke Rumah Sakit Tongji untuk mendapatkan perawatan.

"Saya takut, setiap dokter di tempat itu memakai pakaian pelindung yang belum pernah saya lihat sebelumnya," kata Yee.

Ia kemudian menjalani CT scan di rumah sakit dan menunjukkan Yee kemungkinan tertular Covid-19 dan telah menyebar ke paru-parunya.

Namun dokter menolak untuk menjalankan tes diagnostik padanya karena rumah sakit kehabisan tes kit.

Ia tidak punya pilihan selain terus minum obat di rumah.

Tetapi pada suatu malam, suhunya naik hingga 39 derajat celcius.

"Saya pikir saya mengetuk pintu neraka," katanya seperti dikutip dari Mirror.

Baca: Ditanya Dari Mana Dapat Ilmu Terapi, Ningsih Tinampi Bilang Waduh: Ternyata Ini Profesi Awalnya

Baca: Fakta-Fakta Terbaru Kasus Tewasnya Janda Kaya di Tulungagung: Korban Pernah Cerita Kehilangan Ini

Baca: TKI Ini Bercerita Masker dari Indonesia Paling Dicari Warga Hong Kong Agar Tak Terpapar Virus Corona

Baca: Kepolisian Ungkap Hasil Autopsi Jasad Janda Kaya di Tulungagung yang Tewas di Gulungan Kasur

Berjuang 3 minggu

Yee melakukan kunjungan ke rumah sakit lagi di mana dokter meresepkannya dengan Kaletra, obat yang digunakan untuk mengobati HIV, dan memberinya infus.

Diagnosis positifnya memberikan akses ke obat antivirus yang katanya efektif.

Selama sembilan hari dirawat, ia merasa kondisinya lebih baik. Pada 7 Februari 2020 ia dinyatakan bersih dari virus setelah tiga minggu berjuang dengan virus corona.

Yee satu dari 9.467 pasien yang dapat dipulihkan dari virus corona.

Sementara hingga Minggu (16/2/2020) tercatat ada 69,270 kasus positif virus corona di seluruh dunia.

Sedangkan korban tewas karena virus corona yang menyebar dari Wuhan, China itu mencapai 1,670 orang.

Baca: Ditanya Dari Mana Dapat Ilmu Terapi, Ningsih Tinampi Bilang Waduh: Ternyata Ini Profesi Awalnya

Baca: Fakta-Fakta Terbaru Kasus Tewasnya Janda Kaya di Tulungagung: Korban Pernah Cerita Kehilangan Ini

Baca: TKI Ini Bercerita Masker dari Indonesia Paling Dicari Warga Hong Kong Agar Tak Terpapar Virus Corona

Baca: Kepolisian Ungkap Hasil Autopsi Jasad Janda Kaya di Tulungagung yang Tewas di Gulungan Kasur

Dampak virus corona bagi pariwisata

Sementara itu, virus corona yang menyebar dari Wuhan, China tidak hanya membawa dampak pada gangguan kesehatan di berbagai negara dunia, namun juga berimbas pada dunia pariwisata.

Banyak calon wisatawan takut untuk datang berkunjung ke negara-negara di Asia Tenggara karena takut terinveksi virus COVID-2019.

Sejumlah negara di Asean diketahui telah terkonfirmasi virus corona, di antaranya Singapura, Thailand, Malaysia, Kamboja, dan Filipina.

Selain warga dunia yang ketakutan, kunjungan wisatawan juga menurun karena China berkontribusi besar wisatawan asing terbesar di kawasan Asean.

China banyak mengurung warganya untuk tidak meninggalkan negara itu di tengah wabah yang masih terus meluas.

Kamboja dan Thailand

Wisatawan yang mengenakan masker terlihat di Bandara Changi di Singapura, 31 Januari 2020. Singapura menutup perbatasannya dengan wisatawan dari China. ((HOW HWEE YOUNG))

Penurunan jumlah wisatawan misalnya dialami oleh Kamboja dan Thailand.

Taman-taman gajah sepi pengunjung, perahu wisata tidak jalan, barang-barang antik di pasar tidak terjual saat tuk-tuk berhenti beroperasi.

Baca: Ditanya Dari Mana Dapat Ilmu Terapi, Ningsih Tinampi Bilang Waduh: Ternyata Ini Profesi Awalnya

Baca: Fakta-Fakta Terbaru Kasus Tewasnya Janda Kaya di Tulungagung: Korban Pernah Cerita Kehilangan Ini

Baca: TKI Ini Bercerita Masker dari Indonesia Paling Dicari Warga Hong Kong Agar Tak Terpapar Virus Corona

Baca: Kepolisian Ungkap Hasil Autopsi Jasad Janda Kaya di Tulungagung yang Tewas di Gulungan Kasur

Dari Luang Prabang di Laos utara hingga Pattaya di Thailand, Hoi An di Vietnam, dan kota kasino Kamboja, Sihanoukville terdampak virus corona dari Wuhan, China.

Potensi pemasukkan jutaan dollar Amerika dari kunjungan wisatawan itu pun hilang akibat kondisi tersebut.

"Kami tidak kedatangan turis China 10 hari ini sejak mereka menutup akses dari Yunnan.

Bisnis menurun 20-30 persen, saya akan merugi," kata seorang pedagang di Colonial Town, Luang Prabang, Laos seperti dikutip dari AFP.

Sementara itu, di Thailand, wisatawan China per tahunnya yang mengunjungi Negeri Gajah Putih itu bisa mencapai 10 juta orang.

Kemerosotan itu dirasakan Thailand, di mana otoritas pariwisata mengatakan kedatangan dari China - biasanya mendekati satu juta per bulan - telah anjlok hingga 90 persen sejauh Februari ini.

Indonesia

Terbawa dalam arus yang sama, pariwisata di Indonesia turut mengalami penurunan.

Angka wisatawan asing tetap menurun meskipun negara ini belum memiliki satu kasus pun virus corona.

"Hal ini (krisis kesehatan global) tentu akan berdampak terhadap perekonomian global, terlebih terhadap pariwisata, karena China merupakan penyumbang wisatawan terbanyak di dunia," kata Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Agustini Rahayu.

Tidak hanya wisatawan China, wisatawan dari negeri lain juga turut menunda keberangkatannya karena wilayahnya yang juga terjangkit virus dengan nama resmi COVID-19.

Nia Niscahya, Deputi Pemasaran Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia menyebut dalam setahun, turis China yang berkunjung ke Indonesia mencapai 2 juta orang.

Jika diasumsikan satu orang turis China sekali datang bisa menghabiskan uang sebesar 1.400 dollar AS, Nia menggambarkan, maka dalam setahun devisa pariwisata berkurang Rp 40 triliun.

“Dampaknya sangat menghambat sekali," kata Nia dikutip dari Kompas.com (12/2/2020).

Profesor Harvard dan Menkes Terawan soal Virus Corona di Indonesia

Pemerintah Indonesia mengaku memiliki cara untuk menjaga perekonomian masyarakat yang bertumpu pada kegiatan pariwisata.

"Kemenparekraf bersama dengan stakeholder pariwisata akan merumuskan berbagai langkah dan strategi agar sektor jasa dan industri pariwisata tetap tumbuh sebagai mesin penggerak ekonomi dan penyumbang utama devisa negara," jelas Rahayu.

Namun terlepas dari itu semua, Pemerintah terus mengutamakan aspek kesehatan, keselamatan, dan upaya perlindungan segenap masyarakat Indonesia yang saat ini masih dinyatakan bebas dari virus corona.

"Kami juga sangat menghargai segala upaya yang dilakukan oleh Pemerintah China dalam upaya pencegahan dan pemulihan terhadap wabah virus corona ini," kata Rahayu.


Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Minum Obat HIV Kaletra, Mahasiswa Ini Sembuh dari Virus Corona: Saya Pikir Mengetuk Pintu Neraka, https://surabaya.tribunnews.com/2020/02/17/minum-obat-hiv-kaletra-mahasiswa-ini-sembuh-dari-virus-corona-saya-pikir-mengetuk-pintu-neraka?page=all.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini