TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lalu lintas dan suasana Kota Daegu, Korea Selatan, mendadak sepi sejak Kamis (20/2/2020) kemarin. Hal ini menyusul ditemukannya kasus kematian karena infeksi virus corona di Daegu.
Pemandangan yang tersisa hanya toko-toko yang tutup dengan papan pengumuman di pintunya dan segelintir orang lalu lalang dengan masker di wajahnya.
Tak hanya itu, mal-mal perbelanjaan dan bioskop-bioskop Daegu juga tak luput dari pemandangan itu.
Konser BTS dan bintang K-Pop lainnya yang sebelumnya dijadwalkan pada 8 Maret 2020 di Stadion Daegu pun telah ditunda.
Kota Daegu merupakan kota metropolitan terbesar keempat di Korea Soletan dan dihuni sekitar 2,5 juta penduduk.
Kota itu disebut seakan menjadi "kota hantu" setelah para penduduknya mengisolasi diri di rumah akibat lonjakan jumlah kasus virus corona.
Untuk mencegah penyebaran virus, Wali Kota Daegu Kwon Young-Jin mengimbau warganya agar tetap di rumah.
"Kami berada dalam krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Kwon Young-Jin, dilansir dari Reuters, Jumat (21/2/2020).
Kwon Young-Jin juga memerintahkan penutupan semua sekolah dan perpustakaan umum.
Baca: Tangis Histeris Orang Tua Siswa SMP 1 Turi yang Hanyut Saat Susur Sungai di Yogyakarta
Baca: Dua Warga Batan Indah Terkontaminasi Cesium-137, Kadarnya Masih di Bawah Nilai Batas Dosis
Sementara itu, sekolah-sekolah di kota yang berjarak dua jam dari Ibu Kota Seoul tersebut sedang mempertimbangkan untuk menunda kegiatan belajar awal musim semi yang dijadwalkan pada awal Maret.
Menurut Young-Jin, pihaknya akan menguji semua anggota gereja dan mengisolasi mereka dari keluarganya.
Kim Geun-woo (28), salah seorang warga Daegu menggambarkan suasana kota itu seperti kiamat zombie.
"Ini seperti seseorang menjatuhkan bom di tengah kota, seperti kiamat zombie," kata Geun-woo.
Sebesar 80 persen dari kasus virus corona di Korea Selatan berasal dari Kota Daegu dan dikaitkan dengan seorang wanita berusia 61 tahun yang bekerja di gereja kota itu.
Wanita tersebut pertama kali menderita demam pada 10 Februari 2020.
Akan tetapi, ia dua kali menolak untuk diperiksa dengan alasan tak pernah bepergian ke luar negeri dalam beberapa waktu terakhir.
Baca: Seolah Firasat dari Ashraf Sinclair, Suami BCL Titipkan Bunga Citra Lestari ke Kru: Jagain Unge
Baca: Kegiatan Ashraf Sinclair 24 Jam Terakhir Sebelum Meninggal Dunia, Kerja & Olahraga, Belum Tidur
Sebelum didiagnosis, wanita itu telah datang ke empat layanan kesehatan untuk memeriksakan kondisinya.
Gereja Shincheonji sendiri telah menutup semua fasilitasnya secara nasional.
"Kami sangat menyesal bahwa karena salah satu anggota kami yang menganggap kondisinya sebagai pilek biasa karena tidak bepergian ke luar negeri, menyebabkan banyak orang di gereja kami terinfeksi," tulis gereja dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Guardian.
Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa virus tersebut lebih menular daripada perkiraan sebelumnya.
Sejauh ini, virus corona telah menginfeksi 76.718 dan menyebabkan 2.247 orang meninggal dunia.
Tercatat ada 156 kasus penyakit Covid-19 dengan 111 terkonfirmasi di Daegu dan Gyeongsang Utara.
Dari angka tersebut, 82 di antaranya berasal dari Gereja Shincheonji di Daegu.
Gereja itu didirikan oleh Lee Man-he dan diketahui memiliki 144.000 pengikut.
Baca: Seolah Firasat dari Ashraf Sinclair, Suami BCL Titipkan Bunga Citra Lestari ke Kru: Jagain Unge
Baca: Hari Ini Presiden Jokowi Akan Hadiri Kenduri Kebangsaan di Bireuen Aceh
Pemerintah Kota Daegu mengatakan, 1.001 anggota Gereja Shincheonji di kota tersebut diminta untuk melakukan karantina sendiri di rumah.
Dikutip dari kantor berita Yonhap, pada Rabu (19/2/2020) seorang pria Korea Selatan berusia 63 tahun meninggal di Rumah Sakit Daenam di Cheongdo, dekat Daegu dan dinyatakan positif mengidap virus mirip flu.
Yonhap menyebut, pasien ke-31 virus corona di Korea Selatan yang juga terkait dengan Gereja Shincheonji diduga sebagai "penyebar virus".
Pasien yang disebut sebagai perempuan Korsel berusia 61 tahun itu dites positif virus corona awal pekan ini.
Sebelumnya dia menghadiri kebaktian di Gereja Shincheonji pada 9 Februari dan Minggu lalu.
Sebelum dites, pasien ke-31 itu juga diketahui mengunjungi Cheongdo.
Saat ini ada 16 pasien termasuk 5 perawat yang dirawat karena virus corona di RS Daenam di Cheongdo, dekat Daegu.
Meskipun demikian, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit korea Selatan (KCDC) Jung Eun-kyeong mengatakan pada wartawan bahwa dia belum yakin pasien ke-31 itu sebagai penyebar virus.(Reuters/Guardian/Yonhap/wly)