TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 22 orang telah tewas dalam bentrokan selama tiga hari di New Delhi, India, dari Senin (24/2/2020) hingga Rabu (26/2/2020).
Bentrokan dimulai selama kunjungan kenegaraan pertama Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke India.
Menurut pihak berwenang, jumlah korban diperkirakan akan meningkat.
Keresahan atas Undang-Undang (UU) Kewarganegaraan baru, dimulai sejak Desember tahun lalu.
Namun, bentrokan terbaru hari Rabu (26/2/2020), merupakan yang terburuk yang pernah terjadi di ibukota dalam beberapa dekade.
Baca: Hampir Terlindas Kereta Gara-gara Bikin Video TikTok, Pria di India Dihujat Netizen hingga Menteri
Baca: Dua Perempuan Aktivis Greta Thunberg dan Malala Yousafzai Bertemu Pertama Kali di Inggris
Sebelumnya, seorang pejabat di Rumah Sakit Guru Teg Bahadur di New Delhi mengatakan 13 orang telah meninggal dan lebih dari 150 orang terluka, sebagian besar dari mereka terkena luka tembak, dan telah dirawat.
Ibukota India menjadi pusat kerusuhan terhadap Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan.