Ardi Priyatno Utomo/Kompas.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahathir Mohamad menyiapkan langkah perlawanan setelah Muhyiddin Yassin resmi dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Penunjukan Muhyiddin sebagai PM Malaysia merupakan puncak dari drama politik yang terjadi di Negeri "Jiran" dalam satu pekan terakhir.
Raja Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah dari Pahang menunjuk Muhyiddin Yassin karena dianggap mampu memimpin mayoritas parlemen.
Baca: Langkah yang Disiapkan Mahathir Mohamad Atas Pengangkatan Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia
Baca: Kronologi Detik-Detik Pengangkatan Sumpah Jabatan Muhyiddin Jadi Perdana Menteri Kedelapan Malaysia
Baca: Ini Pertimbangan Raja Tunjuk Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia
Pada Sabtu (29/2/2020), Mahathir Mohamad merlis daftar 114 anggota parlemen yang mendukungnya sebagai PM Malaysia kedelapan.
Dilansir Kompas.com yang mengutip Channel News Asia Minggu (1/3/2020), dia menyatakan seluruh dukungan itu dibuktikan dengan surat, atau pun menekan deklarasi dukungan.
"Dia (Muhyiddin) tentunya akan dilantik sebagai perdana menteri. Langkah selanjutnya adalah kami bisa mengajukan mosi tak percaya kepadanya," jelasnya.
Karena itu, politisi dengan julukan Dr M tersebut menyerukan agar diadakan sidang luar biasa parlemen, untuk membuktikan klaim Muhyiddin.
Dia menuturkan jika pemerintah baru tidak segera dibentuk dalam waktu cepat, bisa dikatakan PM tidak mendapat dukungan penuh.
Merujuk kepada Konstitusi Malaysia, seorang PM harus mendapat dukungan dari mayoritas parlemen, tanpa perlu memandang dari mana partai politiknya.
Jika parlemen tidak diizinkan untuk menggelar sidang luar biasa, maka PM berusia 72 tahun tersebut tidak bisa mendapat dukungan yang cukup.
Baca: Langkah yang Disiapkan Mahathir Mohamad Atas Pengangkatan Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia
Baca: Kronologi Detik-Detik Pengangkatan Sumpah Jabatan Muhyiddin Jadi Perdana Menteri Kedelapan Malaysia
Baca: Ini Pertimbangan Raja Tunjuk Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia
Mahathir Mohamad mengatakan, dia sangat terpukul dan kecewa karena Muhyiddin Yassin sampai mendongkelnya dari jabatan orang nomor satu Negeri "Jiran".
"Saya dikhianati terutama oleh Muhyiddin. Dia ternyata sudah merencanakan ini untuk waktu yang lama, dan dia sukses," keluhnya.
Muhyiddin berkoalisi dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai yang awalnya dikalahkannya bersama Mahathir di Pemilu 2018.