TRIBUNNEWS.COM - Arab Saudi, baru saja meluncurkan sistem elektronik untuk mengembalikan dana jemaah umrah.
Hal ini terkait penangguhan umrah dan wisata ke Arab Saudi kepada semua negara, yang berlaku sejak beberapa waktu lalu.
Pemerintah Arab Saudi mengambil langkah ini, untuk melindungi negara dari paparan Covid-19.
Seperti diketahui, beberapa negara Timur Tengah sudah terjangkit wabah asal Wuhan, China ini.
Bahkan, Iran menjadi pusat penyebaran novel corona di Timur Tengah.
Hal ini, sebelumnya disampaikan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi pada sebuah pernyataan resmi.
Dilansir Middle East Monitor dari sejumlah media lokal, sistem ini disebut akan memberi kesempatan pada agen-agen umrah untuk mengajukan pengembalian dana jamaah.
Jadi, para jamaah harus melalui agen untuk meminta kembali sejumlah biaya yang sudah disetorkan.
Baca: 2 WNI Terjangkit Corona, Karni Ilyas Soroti Arab Saudi yang Stop Umrah: Kita Tak Dipercaya Lagi
Baca: Arab Saudi Umumkan Kasus Pertama Virus Corona
Kementerian Haji mendesak, agar semua orang yang berkepentingan dengan biaya ini segera menghubungi pemerintah Arab Saudi.
Pengembalian ini sekaligus biaya layanan dan pengurusan visa.
Sebelumnya, pada Kamis lalu pemerintah Arab Saudi menangguhkan masuknya jamaah umrah sementara waktu.
Upaya ini dilakukan melihat kondisi wabah Covid-19 yang semakin meluas.
Tidak hanya ke Mekkah, tapi kunjungan ke Masjid Nabawi di Madinah juga ditutup.
Sampai saat ini, belum ada informasi terkait kapan penundaan penerimaan jamaah umrah asal luar negeri ini diberlakukan.
Belum jelas juga, apakah kondisi ini akan memperngaruhi periode haji 2020, pada Juli mendatang.
Kasus Pertama Covid-19 di Arab Saudi
Sementara itu, pada Senin (2/3/2020) Arab Saudi mengumumkan kasus pertama Covid-19 di negara tersebut.
Pengumuman itu, dijelaskan oleh Menteri Kesehatan Arab Saudi sendiri.
Pasien sebelumnya bepergian dari Iran ke Kerajaan Gulf dengan melewati Bahrain.
Hasil tes menunjukkan, pria itu positif terinfeksi virus corona.
Kini sedang dilakukan pengujian sampel, dari sejumlah orang yang sempat melakukan kontak dengannya, dilansir Al Jazeera.
Berdasarkan laporan Arab News, setidaknya ada 70 orang yang sudah berhubungan dengan satu pasien ini.
Juru bicara Kementerian Kesehatan mengatakan, bahwa kondisi pasien itu sudah stabil dan sedang dipantau paramedis.
Menteri Kesehatan mengatakan, hasil pemeriksaan tersebut akan dirilis secepatnya.
Pasca terungkapnya kasus pertama, pemerintah langsung memperketat akses keluar masuk di negaranya.
Bahkan mereka melarang negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), untuk memasuki Arab Saudi bila sebelumnya menginjakkan kaki ke negara pusat penyebaran corona.
Kerajaan Arab Saudi setiap tahunnya, menampung jutaan umat muslim dari seluruh dunia.
Selain untuk kepentingan ibadah haji, Arab juga menjadi tujuan wisata yang menarik.
Pada Oktober 2019 lalu, Arab Saudi meluncurkan visa turis untuk 49 negara.
Wabah corona sendiri berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Menurut sejumlah pakar, wabah ini bermula dari kebiasaan masyarakat China mengonsumsi dan jual beli hewan liar.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)