News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kanselir Jerman Ditolak Jabat Tangan oleh Menterinya Sendiri, Diduga Terkait Pencegahan Corona

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kanselir Jerman Angela Merkel (kiri) tertawa seraya mengangkat tangannya pada 2 Maret 2020. Momen itu terjadi setelah Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer menolak jabat tangan dengannya di tengah penyebaran virus corona.

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Sebuah momen viral terjadi setelah Kanselir Jerman Angela Merkel ditolak jabat tangan oleh menterinya sendiri saat rapat kabinet.

Momen itu terjadi di tengah penyebaran virus corona, di mana lebih dari 90.000 orang di seluruh dunia positif terinfeksi.

Dilansir AFP via The Local Germany Senin (2/2/2020), semua terjadi ketika Angela Merkel datang dalam pertemuan yang berlangsung di Berlin.

Kanselir Jerman berusia 65 tahun itu kemudian menghampiri Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer dengan maksud untuk menjabat tangannya.

Alih-alih, si menteri menolak jabat tangan yang disodorkan Merkel.

Tentu dalam suasana normal, gestur itu bisa dianggap tidak sopan.

Baca: Hindari Jabat Tangan karena Antisipasi Corona, Ashanty Justru Dianggap Sombong oleh Fans

Baca: Lagi Merebak Virus Corona Tapi si Kecil Ogah Cuci Tangan? Yuk Bujuk dengan Cara Ini

Namun, suasana begitu cair ketika semua hadirin tertawa.

Merkel sendiri nampak kalem dengan langsung mengangkat tangannya ke udara.

"Itu adalah hal benar untuk dilakukan," ujar pemimpin yang juga Ketua Persatuan Demokratik Kristen tersebut seraya duduk di kursinya.

Pakar kesehatan sudah merekomendasikan untuk menghindari berjabat tangan di tengah penyebaran virus corona yang terdeteksi sejak akhir Desember 2019.

Saat ini, Jerman sudah melaporkan 203 kasus virus dengan nama resmi SRS-Cov-2 itu, dengan 16 di antaranya dinyatakan sembuh.

Virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 itu menyebar ke 10 dari 16 provinsi di Jerman, dengan setengah dari kasus Rhine-Westphalia Utara.

Negara bagian terpadat itu menjadi zona merah setelah ada pasangan yang terinfeksi menghadiri perayaan setempat, dan menularkannya ke orang banyak.

Jerman disebut menangguhkan sejumlah perhelatan penting untuk memerangi virus corona.

Di antaranya adalah Berlin Travel Festival.

Menteri Kesehatan Jens Spahn menekankan pada Senin terlalu dini untuk langsung berkesimpulan apakah acara publik lain bakal langsung dibatalkan.

Virus tersebut diyakini berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan, China, dengan lebih dari 60 negara sudah mengonfirmasi kasus positif.

Dilarang di Australia

TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Pemerintah Australia mulai menerapkan langkah-langkah yang dianggap "ekstrim" untuk mencegah penyebaran Virus Corona, termasuk meminta warganya menghentikan kebiasaan berjabat tangan.

Setelah penyebaran virus terkonfirmasi di New South Wales pada Senin (2/3/2020) kemarin, Jaksa Agung Christian Porter menyatakan ada kemungkinan untuk menerapkan UU Biosekuriti yang belum pernah ada sebelumnya.

Di bawah UU Biosekuriti yang diperkenalkan tahun 2015, Pemerintah diberi kewenangan untuk menahan paksa dan menyingkirkan warga yang terinfeksi virus, serta memaksa seseorang untuk ditangani, seperti diberi vaksin.

Baca: Inikah Orang Pertama di Dunia yang Terkena Virus Corona?

Pemerintah Australia juga memiliki kewenangan untuk melarang kegiatan yang dihadiri oleh banyak orang, seperti acara olahraga dan hiburan.

"Sangat mungkin warga Australia akan mengalami keadaan yang belum pernah mereka alami sebelumnya," kata Jaksa Agung Porter kepada ABC, Selasa (3/3/2020).

"Dalam beberapa hal, akan terasa aneh dan asing bagi banyak warga Australia. Tetapi langkah-langkah ini sangat penting selama beberapa bulan ke depan," ujarnya.

"Penahanan paksa bisa dilakukan di bawah ketentuan UU itu, tapi hal itu merupakan upaya terakhir," jelas Jaksa Agung Porter.

Apa artinya jika anda di Australia dan berada di bawah pengawasan?

  • Wajib melakukan karantina di rumah
  • Menggunakan perlengkapan untuk melindungi diri, seperti pakaian dan masker
  • Menjalankan pemeriksaan oleh petugas kesehatan profesional
  • Memberikan sample untuk diuji
  • Harus mau menerima vaksin atau perawatan lainnya yang dibutuhkan

Penularan pertama di Australia

Australia untuk pertama kalinya mengalami penyebaran virus corona di negerinya sendiri, yaitu dari seorang pasien kepada seorang dokter di negara bagian New South Wales.

Sebelumnya, warga Australia yang dinyatakan positif tertular virus corona, terjangkit COVID-19 di luar Australia.

Menyebarnya virus di dalam Australia sendiri dialami seorang dokter berusia 53 tahun di Sydney, yang menangani pasien perempuan berusia 41 tahun.

Perempuan tersebut diyakini terinfeksi dari saudaranya yang baru kembali dari Iran. Mereka sudah dikarantina di Rumah Sakit Westmead, Sydney.

Menurut Dr Robert Booy dari University of Sydney, fase darurat wabah sudah dimulai, sebab warga yang tidak bepergian pun kini sudah terinfeksi dan menularkannya kepada anggota keluarga dan kerabatnya.

"Kita akan melihat peningkatan jumlah kasus. Kita sudah memasuki tahap epidemi sekarang," ujarnya kepada ABC.

Jangan berjabat tangan

Komite Perlindungan Kesehatan Australia (AHPCC) bertemu hari ini (3/03) untuk memutuskan apakah langkah-langkah perlindungan tambahan akan diterapkan, termasuk larangan pertemuan dan kerumunan.

Komite AHPCC diberi kewenangan untuk melarang keramaian, seperti acara olahraga dan hiburan. Meeka juga bisa memaksa para pagawai untuk tidak ke kantor dan bekerja dari rumah.

Pemerintah negara bagian NSW dengan ibukota Sydney kini melarang sekolah-sekolah negeri untuk melakukan kunjungan ke luar negeri.

Dengan mengaktifkan UU Biosekuriti, Pemerintah Australia diberi kewenangan untuk melarang konser musik atau kegiatan olahraga untuk mencegah penyebaran Virus Corona.

Menteri Kesehatan NSW Brad Hazzard bahkan meminta warga untuk berhenti berjabat tangan dan cukup saling 'menepuk bahu' jika diperlukan.

"Ketika kita menghadapi virus yang tampaknya cukup aktif dalam masyarakat saat ini... masuk akal jika kita tidak saling berjabat tangan," ujarnya.

"Saya tidak mengatakan jangan berciuman, tapi tentu saja kita harus hati-hati mau berciuman dengan siapa," tambah Menkes Hazzard.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia jabat tangan dengan kawan atau relasi yang bertemu juga merupakan hal biasa dilakukan.

Di beberapa daerah di Indonesia budaya cium tangan kepada saudara atau yang lebih dituakan dan dihormati juga kerap di lakukan.

Dengan penyebaran virus corona apakah budaya jabat tangan dan budaya cium tangan akan terus dilakukan?

Sejauh ini belum ada imbauan dari pemerintah soal itu.

Tribunnews.com berupaya meminta tanggapan dari beberapa pakar untuk menjelaskan fenomena tersebut.

Sumber: Kompas.com/ABC Australia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini