TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Dua operator supermarket raksasa di Malaysia telah meminta warga lokal untuk tidak melakukan panic buying, setelah pemerintah mengumumkan pemberlakuan sistem penguncian (lockdown) secara nasional mulai besok hingga 31 Maret mendatang.
Pendiri Mydin Datuk Ameer Ali Mydin mengunggah sebuah foto di akun Instagram miliknya yang menunjukkan bahwa para pembeli melakukan aksi panic buying di salah satu outlet supermarketnya.
Ia pun meminta warga Malaysia untuk menahan diri dan tidak terlibat dalam aksi tersebut.
"Rekan-rekanku dari Malaysia yang terkasih, foto ini diambil dari salah satu toko #mydin yang diposting sejak pagi tadi. Jangan melakukan aksi panic buying, para pemasok kami telah memastikan kepada kami bahwa ada pasokan kebutuhan pokok yang memadai untuk memenuhi stok kami. Mari kita sama-sama tetap tenang," kata Mydin.
Baca: Bermain Apik Sejak Awal, Bruno Fernandes Bisa Jadi Legenda Manchester United
Baca: Panduan LOGIN DJP Online untuk Lapor SPT Tahunan, Ada Denda Jika Lampaui Batas Akhir 31 Maret 2020
Baca: Keluarga Wajib Tahu, Ini Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk!
Baca: Tutorial Cara Ikut E-Learning Belajar Online Sekolahmu secara Gratis, Hanya Cukup Daftar
Ia juga menyampaikan, supermarketnya akan buka setengah jam lebih awal setiap harinya, khusus untuk memenuhi kebutuhan warga berusia lanjut yang ingin membeli kebutuhan pokok mereka.
Karena mereka yang berusia di atas 60 tahun, terutama yang memiliki kondisi khusus seperti menderita penyakit diabetes dan jantung, sangat rentan terhadap virus corona (Covid-19).
Sementara itu supermarket besar lainnya, Jaya Grocer juga mengumumkan pemberlakuan yang sama bagi para lanjut usia.
Mereka membuka supermarket lebih awal khusus untuk kaum tua ini, yakni antara pukul 09.30 hingga 10.00 pagi, setiap harinya.
Dikutip dari Malay Mail, Selasa (17/3/2020), secara terpisah, para pedagang kelontong juga mendesak warga Malaysia untuk tidak terlibat dalam aksi panic buying dan penimbunan.
Hal ini agar para lanjut usia bisa memperoleh stok yang cukup pula untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Sebelumnya, pemerintah Malaysia telah mengumumkan pembatasan pergerakan melalui sistem lockdown bagi warganya pada Senin malam.
Langkah ini mewajibkan semua kegiatan yang tidak penting ditutup dan dihentikan selama dua pekan, mulai 18 hingga 31 Maret 2020.
Kendati demikian, pengecualian diberlakukan bagi supermarket dan toko lainnya yang menjual kebutuhan pokok.
Pemerintah Malaysia pun telah meyakinkan warganya bahwa mereka tidak perlu panik dan diharapkan untuk tidak menimbun stok pangan serta kebutuhan pokok.
Perlu diketahui, pergerakan tiap warganya memang tidak terlalu dibatasi, namun mengadakan pertemuan secara massal dipastikan tidak diperbolehkan.