TRIBUNNEWS.COM- Dokter asal Inggris yang juga mantan Kepala Royal College of General Practicioners, Dr Clare Gerada (60), menceritakan bagaimana ia berhasil pulih dari infeksi virus corona.
Dilansir dari the Sun, ia berpesan bahwa orang-orang yang juga terinfeksi virus corona juga bisa sembuh, meski sudah tua atau memiliki kondisi tertentu.
Gerada mendapatkan infeksi tersebut setelah menghadiri sebuah konferensi di New York.
Gejalanya bercampur dengan gejala "jet lag", seperti kelelahan, sakit kepala, hingga batuk kering.
Gejala itu semakin dirasakan setelah beberapa hari ia sudah kembali ke Inggris.
Kecurigaan Gerada muncul saat mengetahui suhu tubuhnya sudah di atas 38 derajat Celcius.
Beberapa gejala yang sempat dialaminya seperti demam, menggigil, sakit tenggorokan, pusing, sakit sendi, sakit kepala berdenyut, hingga sakit dada karena batuk terus menerus.
Baca: Virus Corona Merebak di Italia, Mantan Pemain Inter Milab Ungkap Kisah Pilu
Baca: Solo KLB Corona, Wali Kota Solo Berencana Siapkan Rumah Sakit Khusus untuk Corona
Baca: Imbas Corona, Pemerintah Tunda Pelaksanaan SKB CPNS 2019
Baca: Thailand Laporkan 35 Kasus Baru, Total 212 Pasien Virus Corona
Kini Gerada sudah pulih dan menyampaikan, bahwa saat sakit tubuhnya sangat kehabisan energi.
Ia bahkan tak punya kekuatan untuk sekadar mengambil uang kertas jika jatuh di lantai.
Dalam sebuah wawancara di program Good Morning Britain, Gerada bahkan mengibaratkan ketidakberdayaan tersebut seperti setelah melawan petinju Mike Tyson.
"Jika kamu mau mendapat gambaran seperti apa rasanya, itu seperti lima ronde bersama Mike Tyson dan itu adalah flu terparah yang pernah aku alami," katanya.
Setelah itu, ia beristirahat selama lima hari dan hanya bangun ketika pergi ke toilet.
Ketika gejala-gejalanya hilang, ia merasakan ada seperti rasa logam di lidahnya dan ia masih merasa sangat lelah.
Namun pada periode tersebut, Gerada tidak mengonsumsi obat-obatan tertentu atau mendapatkan intervensi medis tertentu.
Selain berada di usia tua, ia merasa tubuhnya bugar dan tidak punya masalah kesehatan lain, sehingga ia hanya mencoba mengonsumsi dua butir paracetamol tiga kali sehari, makan sup, dan minum lemon ketika butuh.
"Ini membawa efek ajaib yang bisa mengembalikan nafsu makanku," katanya.
Selain itu, ia menjaga jarak dengan sang suami, yaitu Sir Simon Wessely, mantan presiden the Royal College of Psychiatrists dan hanya berkomunikasi melalui ponsel.
Baginya, corona virus adalah penyakit terberat yang pernah dialaminya.
Namun, ia bersyukur karena bisa sembuh dan bisa membantu orang lain yang sedang mengalami krisis itu.
Meski menganggap kondisi ini sebagai sakit terparah yang pernah dialaminya, Gerada tidak merasa nyawanya dipertaruhkan.
"Tubuhku melakukan apa yang bisa dilakukannya untuk melawan infeksi ini. Aku bisa mengerti mengapa orang khawatir, tetapi mayoritas, akan bertahan, seperti aku," tuturnya.
Ia menyarankan setiap keluarga agar punya perencanaan jika mereka suatu saat terkena virus corona.
"Dan ingatlah, kebanyakan orang akan baik-baik saja, bahkan jika terinfeksi," kata dia.
(Kompas.com/Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survivor Ibaratkan Terinfeksi Corona seperti Tanding dengan Mike Tyson"