TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah India memberlakukan lockdown sejak Rabu (25/3/2020).
Demi menekan covid-19, keputusan yang merupakan lockdown terbesar di dunia itu akan berlangsung selama 21 hari ke depan.
Dilansir New York Times, di hari pertama lockdown India, perekonomian negara berpenduduk 1,3 miliar itu lumpuh.
Semua aktivitas perdagangan di India tutup.
Banyak orang kehilangan pekerjaan dan banyak keluarga kesulitan makan.
Lebih lanjut, hampir semua layanan publik ditutup pada Rabu (25/3/2020).
Jalan di Mumbai, kota metropolis terbesar di India yang biasanya sangat sibuk, menjadi sunyi.
Pertokoan tutup, jalur rel kereta api, bandara hingga pabrik-pabrik di seluruh India berhenti beroperasi.
Semuanya itu menunjukkan, kebijakan pemerintah India untuk memberlakukan social distancing (jarak sosial) cukup efektif untuk mencegah infeksi covid-19.
Baca: Meghan Markle Larang Pangeran Harry Kembali ke Inggris Jenguk Sang Ayah yang Positif Covid-19
Baca: Kasus Positif Covid-19 di Bali Bertambah Tiga Menjadi 9 Orang
Kasus Covid-19 di India
Lebih jauh, India telah melaporkan lebih dari 600 kasus covid-19 sejauh ini.
Tetapi, dengan kepadatan penduduk setinggi itu dan sistem kesehatan masyarakat yang lemah, PM India Narendra Modi dengan tegas melarang penduduk negara tersebut berpergian.
Modi mengimbau masyarakt tetap di dalam rumah dan menjaga India agar tidak tergelincir ke alam bencana yang menurut Modi dapat mengerdilkan bangsa tersebut.
Apabila India tidak menangani 21 hari masa lockdown tersebut dengan baik, "Maka negara kita akan mundur 21 tahun," tegas Modi.
Baca: Cegah Virus Corona Menyebar, Produser Film Diminta Hentikan Sementara Kegiatan Syuting
Baca: Kasus Positif Corona Meningkat Drastis, Legiun Asing PSIS Semarang Harap Indonesia Putuskan Lockdown
Melarang Ekspor Klorokuin
Pada Rabu (25/3/2020), India melarang ekspor hydroxychloroquine dan formulasi dari obat tersebut.
Klorokuin dikenal sebagai obat anti-malaria yang saat ini tengah diuji kelayakan oleh sejumlah peneliti untuk membantu perawatan Covid-19.
Memang sampai saat ini obat tersebut belum dinyatakan bisa digunakan sepenuhnya untuk pasien terinfeksi virus corona.
Sejumlah vaksin sudah diujikan ke manusia, namun rata-rata mengklaim akan tersedia dalam kurun waktu satu tahun ke depan.
Sementara kini sejumlah obat seperti halnya avigan hanya digunakan sebagai pengobatan untuk gejalanya.
Selain itu pasien Covid-19 juga hanya menerima perawatan suportif saja.
Alasan pemerintah India melarang obat ini karena sudah ada pasien yang terindikasi mengalami keracunan.
Baca: Hari Pertama Lockdown, Pemerintah India Melarang Ekspor Klorokuin dan Alat Medis Khusus Covid-19
Baca: Tegaskan Belum Ada Obat untuk Virus Corona, Jokowi: Klorokuin Ini Bukan Obat First Line
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)