TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 55 tahanan di Inggris dinyatakan positif Covid-19.
Kini para menteri tengah didesak untuk membebaskan para narapidana selama pandemi corona berlangsung.
Kementerian Kehakiman Inggris mengumumkan 18 staf penjara dan empat sipir juga terjangkit virus itu.
Melansir Metro, sementara itu 3.500 staf penjara saat ini sedang mengisolasi diri.
Baca: Selama Pandemi Corona, Penegak Hukum Disarankan Tunda Kirim Tahanan ke Penjara
Baca: Sebar Video Hoaks Pasien Corona 01 di Lampung Meninggal, NS Terancam 3 Tahun Penjara
Jumlah staf yang terjangkit virus terus bertambah sementara tekanan wabah ini menyulitkan penjara.
Ini terjadi setelah semua penjara di Inggris dan Wales dikunci pada Selasa lalu dan semua kunjungan dilarang.
Para napi ini dikurung dan hanya boleh ke kamar mandi, telepon, dan berolahraga tapi tetap mengutamakan sosial distancing.
Sekretaris Kehakiman Robert Buckland memaksa pemerintah agar membebaskan para pesakitan ini.
Lantaran kondisinya mengkhawatirkan dan takut jatuh korban jiwa akibat pandemi ini di penjara.
Hingga Kamis lalu, 27 tahanan di 14 penjara positif Covid-19.
Sedangkan ada dua yang meninggal di Manchester dan Cambridgeshire.
Adalah Edwin Hillier, napi pedofil yang menjalani hukuman di HMP Littlehey di Cambridgeshire dan menjadi korban jiwa pertama karena corona pada 22 Maret lalu.
Menghadapi tekanan dari gerakan Hak Asasi Manusia, Downing Street mengatakan beberapa napi ringan bisa dibebaskan.
The Independent Advisory Panel on Deaths in Custody (IAPDC) mengatakan penjara seharusnya hanya menampung narapidana serius selama pandemi.
Ini juga dilakukan bedasaran dengan penilaian kasus per kasus.
"Para menteri dan pejabat dihadapkan dengan beberapa keputusan paling sulit yang pernah mereka buat, tentang keseimbangan risiko dan cara terbaik untuk menjaga orang tetap aman," kata juru bicara IAPDC.
"Dalam krisis kesehatan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya, tidak adil atau proporsional untuk melakukan penahanan dan staf yang bertanggung jawab untuk mereka, untuk mencoba bertahan hidup di lembaga yang tidak sehat dan penuh sesak tanpa pengawasan independen saat ini."
Baca: Lockdown di Inggris untuk Atasi Covid-19 Bisa Bertahan hingga 6 Bulan
Baca: Selain PM Inggris, Berikut Daftar Pejabat Negara di Dunia yang Positif Terinfeksi Virus Corona
"Orang-orang dikirim ke penjara untuk kehilangan kebebasan bukan hidup mereka," jelasnya.
Anggapan ini diamini oleh Direktur Amnesty Internasional Inggris, Kate Allen.
Menurutnya mengurangi orang di penjara dan di pusat penahanan imigrasi adalah salah satu cara menahan pandemi.
Dia mendesak pemerintah agar mengikuti langkah pemerintah Skotlandia dan Irlandia Utara terkait narapidana ini.
Sebelumnya Irlandia Utara membebaskan semnetara 200 tahanan.
Penahanan tetapi dilakukan untuk beberapa narapidana pengecualian.
Antara lain tahanan seumur hidup dan teroris.
Sebab mereka dianggap sebagai ancama publik bila dibebaskan saat ini.
Menurut catatan Worldometers, saat ini Inggris memiliki 22.141 kasus Covid-19.
Sedangkan angka kematiannya mencapai 1.408 dan yang sudah sembuh ada 135 pasien.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)