TRIBUNNEWS.COM - Tabligh akbar di India yang dihadiri ribuan orang, diduga berkaitan dengan sejumlah kasus baru virus corona.
Acara besar keagamaaan tersebut digelar di pusat agama Islam Nizamuddin, sebelah barat Delhi.
Menteri Kesehatan India, Karnataka B Sriramulu mengatakan, 40 dari 300 peserta jemaat tabligh telah dites Covid-19 pada Rabu (1/4/2020) kemarin.
"Kami mendapat laporan, 300 orang berpartisipasi dalam acara di pusat Nizamuddin. Kami juga telah mengidentifikasi 40 orang dari 300 orang."
"Hasil swab test yang dilakukan pada 12 orang, negatif. Kami meminta semua yang menghadiri acara di Nizamuddin Delhi untuk melakukan tes," Kata Sriramulu melansir Bussines Standard.
Baca: Cegah Corona Dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar, Maruf Amin: Kita Tidak Ingin Seperti India
Baca: Lockdown India Kacau, PM Narendra Modi Minta Maaf Karena Kurangnya Perencanaan
Sriramulu juga menjelaskan, ada 62 peserta acara keagamaan ini berasal dari Indonesia dan Malaysia.
"Kami mendapat info, ada 62 warga negara Indonesia dan Malaysia yang ikut serta dalam acara di Delhi (Markaz)."
"Mereka juga mengunjungi Karnataka dan sebanyak 12 orang telah menjalani mengarantina."
"Departemen dalam negeri akan menyelidiki kasus ini lebih lanjut," jelasnya melansir City Today.
Sejumlah pemerintah berbagai negara juga tengah mengidentifikasi warganya yang mengikuti acara ini.
Sebelumnya, tabligh akbar tersebut disinyalir sebagai satu di antara pusat penyebaran Covid-19.
Sebab sejumlah orang meninggal dunia karena terjangkit virus asal China itu setelah mengikuti acara yang sama.
Kasus kematian terjadi di antaranya di Maharashtra, Karnataka, dan Telangana.
Kini pihak pemimpin jemaah ini, Maulana Saad tengah digugat atas Undang-undang Penyakit Epidemi 1897.
Kronologi Acara Keagamaan Ini
Peristiwa ini terjadi pada awal Maret 2020 saat kasus pasien terjangkit virus corona di India, mulai naik.
Di tengah wabah corona, sebuah acara keagaaman digelar di Nizamuddin yang merupakan kegiatan rutin sepanjang tahun
Jumlah orang yang mengikuti tabligh akbar pun cukup banyak dan berasal dari dalam maupun luar India.
Masih diansir India Today, banyak yang mengabarkan, acara ini berlangsung dari 8 hingga 13 Maret.
Pada 10 Maret lalu, sekitar 2.500 orang sudah berkumpul, demikian menurut seorang peserta.
"Pertama para pengisi dan peserta tabligh akbar berkumpul di Nizamuddin."
"Mereka mulai merencanakan perjalanan ke desa-desa dan kota di India yang banyak warga muslim," kata seorang anggota jemaat melansir India Today.
Baca: India Berlakukan Lockdown karena Corona, Apa Kabar Shaheer Sheikh?Ini yang Dilakukannya di Rumah
Baca: Ada 900 Kasus Positif Corona di Malaysia, 576 Di Antaranya Peserta Tabligh Akbar
Markaz adalah titik transit para peserta sebelum berangkat secara berkelompok ke sejumlah daerah lain.
Mereka juga beristirahat di masjid-masjid terdekat.
Diperkirakan mulai 1 Januari 2020, sekitar 2.100 warga asing mengunjungi India untuk berkhotbah.
Dari jumlah itu, 824 orang telah menyebar di berbagai wilayah India sejak 21 Maret sedangkan sebanyak 216 orang tinggal di Nizamuddin.
Para peserta dari luar negeri ini kebanyakan ditempatkan di Uttar Pradesh (132), diikuti oleh Tamil Nadu (124), Maharashtra (115), dan Haryana (115).
Setidaknya 1.500 peserta berangkat ke sejumlah titik pada 23 Maret lalu.
Beberapa peserta mengalami gejala sakit, tapi mereka tidak mengira itu adalah corona.
Pada prosesnya, banyak orang yang tanpa sadar membawa virus ke daerah yang disinggahi dan menjadi 'super spreader'.
"Selama penyelidikan, terungkap, lebih dari 3.000 orang berada di Markaz antara 10 Maret dan 15 Maret."
"Di antaranya hadir peserta warga negara asing dari Indonesia, Yordania, Yaman, Arab Saudi, Cina, Ukraina, Malaysia, Sri Lanka, Afghanistan, Bangladesh."
"Setelah lockdown, banyak dari mereka meninggalkan tempat itu, tetapi sekitar 1.600 orang terdampar di dalam gedung termasuk 200 warga negara asing," kata seorang pejabat kepolisian Delhi yang tidak mau disebutkan namanya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)