Sumber: New York Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Virus corona kini semakin menjadi-jadi menyerang keluarga kerajaan Arab Saudi. Seorang pangeran senior Saudi yang juga merupakan gubernur Riyadh dikabarkan sedang dalam perawatan intensif akibat virus corona.
Selain itu, ratusan anggota keluarga kerajaan lainnya juga jatuh sakit dengan gejala yang sama.
Berdasarkan memo internal yang dikirim oleh pejabat rumah sakit Saudi dengan label "siaga tinggi" yang diperoleh New York Times, dokter di rumah sakit elit yang merawat anggota klan Al-Saud sedang mempersiapkan sebanyak 500 tempat tidur untuk para bangsawan lain dan orang-orang terdekat mereka.
"Arahan harus siap untuk V.I.P. dari seluruh negara," tulis operator fasilitas elit, Rumah Sakit Spesialis King Faisal, dalam peringatan, yang dikirim secara elektronik Selasa malam ke dokter senior.
"Kami tidak tahu berapa banyak kasus yang akan kami tangani, tetap waspada," ujar pesan tersebut.
Baca: Penjelasan Lengkap Gubernur Anies Tentang PSBB Jakarta, Berlaku Mulai Jumat, 10 April
Pesan itu juga menginstruksikan bahwa semua pasien kronis harus dipindahkan secepatnya dan hanya kasus mendesak utama yang akan diterima.
Dikatakan setiap anggota staf yang sakit sekarang akan dirawat di rumah sakit yang kurang elit untuk memberikan ruang bagi para bangsawan.
Baca: Ignis Facelift yang Meluncur Besok Minor Change, Ubahan Terbanyak di Eksterior
Lebih dari enam minggu setelah Arab Saudi melaporkan kasus pertamanya, virus corona meneror jantung keluarga kerajaan kerajaan.
Menurut seseorang yang dekat dengan keluarga kerajaan, sebanyak 150 bangsawan di kerajaan sekarang diyakini telah tertular virus, termasuk anggota dari klan yang lebih rendah.
Baca: Prof Chaerul Anwar Nidom Beberkan Inovasi BCL dan Super Antioksidan untuk Usir Covid-19
Raja Salman, 84 tahun, telah mengasingkan diri untuk keselamatannya di sebuah istana pulau dekat kota Jeddah di Laut Merah.
Sementara, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, putranya dan penguasa de facto yang berusia 34 tahun, telah mengasingkan diri dengan sejumlah menterinya ke wilayah terpencil di pantai yang sama di mana ia telah berjanji untuk membangun kota futuristik yang dikenal sebagai Neom.
Penyakit dalam keluarga kerajaan juga dapat memberi penerangan baru pada motivasi dan skala respons kerajaan terhadap pandemi.
Para penguasanya mulai membatasi perjalanan ke Arab Saudi dan menutup ziarah ke tempat-tempat suci Muslim di Mekah dan Madinah bahkan sebelum kerajaan melaporkan kasus pertamanya, pada 2 Maret.
Pihak berwenang sekarang telah memutuskan semua perjalanan udara dan darat ke atau keluar dari perbatasannya dan antar provinsi internal.
Pemerintah Arab Saudi telah menempatkan semua kota terbesarnya di bawah penguncian ketat 24 jam.
Hal ini memungkinkan hanya perjalanan singkat ke toko kelontong atau toko obat terdekat.
Pemerintah Arab Saudi telah mengindikasikan bahwa mereka kemungkinan akan membatalkan penyelenggaraan ibadah haji yang dijadwalkan akan berlangsung musim panas ini.
Sebagai pilar agama Islam yang menarik 2,5 juta Muslim ke Mekah, ibadah haji dilakukan setiap tahun tanpa gangguan sejak 1798, ketika Napoleon menyerbu Mesir.
"Jika menjangkau keluarga, maka itu menjadi masalah mendesak," kata Kristian Coates Ulrichsen, seorang profesor di Universitas Rice yang mempelajari kerajaan kepada New York Times.
Arab Saudi sejauh ini telah melaporkan 41 kematian akibat virus corona dengan 2.795 kasus yang dikonfirmasi.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington tidak menanggapi permintaan komentar.
Keluarga kerajaan, termasuk ribuan pangeran, banyak yang melakukan perjalanan rutin ke Eropa.
Menurut dokter dan orang-orang dekat keluarga kerajaan, beberapa di antara mereka diyakini telah membawa kembali virus.
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Virus corona teror keluarga Kerajaan Saudi, 150 bangsawan disebut positif Covid-19