WHO beberapa waktu lalu memuji China atas transparansi kepada pandemi ini.
Meskipun faktanya ada alasan untuk percaya bahwa penghitungan resmi negara tersebut tidak mencerminkan jumlah kematian sebenarnya.
Beijing adalah penyumbang keuangan utama lainnya untuk badan kesehatan PBB ini.
Kenyataan inilah yang mendorong anggapan bahwa WHO lebih condong ke China.
Sementara itu menurut situs resmi Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres menghimbau agar semua warga dunia agar gotong royong menghadapi pandemi ini.
"Pandemi COVID-19 adalah salah satu tantangan paling berbahaya yang dihadapi dunia ini dalam kehidupan kita. Yang terutama adalah krisis manusia dengan konsekuensi kesehatan dan sosial-ekonomi yang parah," kata Guterres pada 8 April lalu mengutip situs PBB.
Menurutnya, Organisasi Kesehatan Dunia kini berada di garda terdepan untuk mendukung negara terinfeksi dam utamanya yang rentan.
"Adalah keyakinan saya bahwa Organisasi Kesehatan Dunia harus didukung, karena sangat penting bagi upaya dunia untuk memenangkan perang melawan Covid-19."
"Itu juga bukan waktunya untuk mengurangi sumber daya untuk operasi Organisasi Kesehatan Dunia atau organisasi kemanusiaan lainnya dalam perang melawan virus," bunyi pernyataan Guterres.
Sebenarnya keputusan Trump ini dikecam institusi kesehatan di Amerika Serikat.
"Memerangi pandemi global membutuhkan kerja sama internasional dan ketergantungan pada sains dan data."
"Memotong dana untuk WHO daripada berfokus pada solusi - adalah langkah berbahaya pada saat yang genting bagi dunia," kata American Medical Association (AMA) dalam sebuah pernyataan dikutip dari The Hill.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)