TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif memberikan komentarnya terkait pembekuan dana WHO yang dilakukan Presiden AS, Donald Trump.
Javad Zarif menyamakan tindakan Donald Trump sama seperti kampanye 'tekanan maksimum AS terhadap negaranya.'
Sebelumnya, AS menerapkan sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran pada 2018.
Pasalnya, Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran.
"Penggundulan WHO yang memalukan di tengah pandemi," tulis Javad Zarif di Twitter.
"Dunia sedang mempelajari apa yang telah dikenal dan dialami Iran selama ini," tambahnya.
"Intimidasi penindasan, ancaman dan penjajahan rezim AS bukan hanya candu, itu membunuh orang," tegas Javad Zarif.
Baca: Daftar Negara dengan Kasus Covid-19 di Atas 50 Ribu: AS, Spanyol. Iran, hingga Turki
Baca: Donald Trump Sebut AS Tengah Selidiki Apakah Virus Corona Berasal dari Laboratorium Wuhan
Sebelumnya diketahui , Donald Trump memerintahkan agar pembayaran dana sekira 400 juta-500 juta dolar AS untuk WHO dihentikan sementara pada Selasa (14/4/2020).
Trump mengatakan, untuk sementara ia menunggu peninjauan peran WHO yang salah mengelola serta menutupi penyebaran virus corona.
Korban tewas akibat pandemi Covid-19 pada Kamis (16/4/2020) pukul 11.40 WIB telah menyentuh angka 134.616 di seluruh dunia.
Iran telah melaporkan 76.389 orang lainnya dinyatakan positif mengidap virus corona.
Baca: Kecaman Politikus Rusia pada Keputusan Trump Setop Dana WHO, Wakil Menlu: Keputusan yang Egois
Iran Meminta Pinjaman Dana Darurat 5 Miliar Dolar AS
Diketahui, Iran telah mengajukan pinjaman dana darurat sekira 5 miliar dolar AS dari IMF untuk menanggulangi penyebaran virus corona.
Namun, AS yang secara efektif memegang hak veto IMF mengisyarakatkan, tidak menyetujui untuk memberikan bantuan pada Iran.