TRIBUNNEWS.COM - Pandemi virus corona mungkin menjadi salah satu ujian terbesar bagi para pemimpin politik dunia.
Setiap pemimpin negara di dunia ini menghadapi potensi wabah yang sama.
Para pemimpin negara memiliki reaksi dan caranya masing-masing untuk mengatasi wabah ini.
Mengutip dari The Atlantic, setiap pemimpin pun dinilai berdasarkan hasil dalam menahan penyebaran virus corona.
Sebagaimana diketahui, Kanselir Jerman, Angela Merkel menganut sains dalam menghadapi wabah virus corona.
Baca: Alasan Selandia Baru Mampu Menang Melawan Penyebaran Virus Corona Covid-19
Baca: Gaji PM hingga Menteri Selandia Baru Dipotong 20 Persen Selama 6 Bulan karena Covid-19
Secara terpisah, Perdana Menteri India, Narendra Modi sama sekali tidak memberikan briefing reguler.
Bahkan ketika Modi memberlakukan lockdown pada 1,3 miliar orang.
Termasuk Jacinda Ardern, Perdana Menteri Selandia Baru yang baru berusia 39 tahun, menempuh jalurnya sendiri dalam menghadapi tantangan Covid-19.
Dengan gaya kepemimpinannya, ia membangkitkan empati dalam krisis pandemi dan mengajak orang untuk berjuang.
Pesan-pesan yang disampaikan Ardern dalam LIVE tersebut dinilai jelas dan konsisten.
Entah bagaimana, Ardern dapat menenangkan warganya.
Pendekatan Ardern tidak hanya beresonasi dengan orang-orang pada tingkat emosional, dan hal ini bekerja dengan baik.
Orang-orang merasa bahwa Ardern memberikan dukungan kepada warganya.
"Ada tingkat kepecayaan (masyarakat) dan kepercayaan diri yang tinggi padanya karena empati itu," ungkap Helen Clark, mantan PM Selandia Baru (1999-2008).
Clark menambahkan, Ardern merupakan seorang komunikator.
"Ini adalah jenis krisis yang akan membuat atau menghancurkan para pemimpin," tambahnya.
Ardern Melakukan Obrolan Facebook Live
Lebih jauh, satu di antara inovasi Ardern dalam penanganan Covid-19 adalah melakukan obrolan Faceebook Live.
Obrolan LIVE itu sendiri bersifat informal dan informatif.
Selama sesi Live yang dilakukan pada akhir Maret 2020, tepat ketika Selandia Baru bersiap melakukan lockdown.
Saat Live, Ardern muncul dengan kaus yang usang dari rumahnya.
Dia menunjukkan simpati dengan betapa mengkhawatirkan mendengar suara 'klakson keras'.
Untuk diketahui, klakson dinyalakan sebagai tanda memulai lockdown di Selandia Baru.
Ardern dalam Live tersebut menawarkan konsep-konsep yang bermanfaat.
"Bertindak seolah-olah Anda sudah memiliki Covid-19, terhadap mereka yang berada di luar 'gelembung' Anda," ungkap Ardern.
PM Selandia Baru itu menjelaskan kebijakan yang keras dengan contoh-contoh praktis.
Dia mengatakan, memahami sebagai orang tua (yang memiliki anak), sangat sulit untuk menghindari taman bermain.
Tetapi, virus corona dapat hidup di permukaan selama 72 jam.
Ardern mengharapkan, lockdown akan berlangsung selama beberapa minggu.
Kasus infeksi virus corona meningkat tajam ketika Selandia Baru mulai mengisolasi diri di rumah.
"Kami tidak akan melihat manfaat positif dari semua upaya Anda untuk isolasi diri, setidaknya selama 10 hari. Jadi jangan berkecil hati," paparnya.
Baca: Devina Celine Cerita Pengalamannya Liburan ke Selandia Baru
Baca: Gaji PM hingga Menteri Selandia Baru Dipotong 20 Persen Selama 6 Bulan karena Covid-19
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)