News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Cerita Dubes RI untuk China soal Situasi Terkini di Wuhan dan Hubei Pascalockdown

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duta besar KBRI untuk Tiongkok (China) yang merangkap Mongolia yakni Djauhari Oratmangun

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Republik Indonesia untuk China yang merangkap Mongolia, Djauhari Oratmangun mengungkap situasi dan kondisi terkini di Kota Wuhan dan Provinsi Hubei yang menjadi episentrum wabah virus corona (Covid-19).

Djauhari mengatakan, kondisi terkini sudah ada 15 provinsi di China yang bebas dari Covid-19.

Baca: Viral Video 2 Pasien Positif Covid-19 di NTB: Satunya Ngeyel Tidak Sakit, Lainnya Kabur dari RS

Termasuk Provinsi Hubei dan Kota Wuhan.

"Sudah 15 provinsi yang sudah bebas dari Covid-19 termasuk hubei dan Wuhan, baru dua hari lalu," ujar Djauhari, dalam diskusi online yang diselenggarakan DPP GMNI 'Belajar dari Dunia Mengatasi Covid-19', Rabu (28/4/2020).

Dia mengungkap sebenarnya Wuhan dan Hubei sudah mulai dibuka dari status lockdown sejak tanggal 8 April silam.

Namun pengertian dibuka tersebut adalah masih diberlakukan pembatasan atau restricted movement.

"Jadi belum bebas seperti semula (sebelum Covid-19). Masyarakat masih pakai masker dan melakukan social distancing," kata dia.

Djauhari mengatakan restoran-restoran sudah dibuka kembali.

Akan tetapi tidak dapat menampung orang seperti dahulu kala.

Misalnya restoran yang sebelum Covid-19 bisa menampung 100 orang, kini hanya boleh menampung setengahnya yakni 50 orang.

Setelah 50 orang, tidak ada pelanggan yang boleh masuk lagi.

Physical distancing atau jarak 1,5 - 2 meter antar pelanggan juga tetap dilaksanakan.

Baca: Novel Baswedan Bersaksi M Iriawan Mengaku Sempat Kecolongan Terkait Kasusnya

"Contoh lain saat ke pasar tradisional pun saya mengalami sendiri. Kita diukur suhu badan, diminta cuci tangan, pakai masker sesuai anjuran yang diputuskan pemerintah setempat," kata dia.

"Di sini yang juga berpengaruh itu adalah karena RT/RW sangat mengawasi. Misalnya keluar dari apartemen harus mengisi nama dan diukur temperatur, masuk ke apartemen isi lagi, jadi movement (pergerakan orang) itu mereka ketahui benar," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini