TRIBUNNEWS.COM - Israel dituduh meluncurkan serangkaian serangan terhadap target milisi yang didukung Iran di dalam wilayah Suriah pada Selasa (5/5/2020).
Tuduhan itu muncul karena Israel dilaporkan meningkatkan serangan lintas-perbatasan.
Tentara Suriah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat Israel menabrak barak militer di al-Safirah di pedesaan Aleppo timur.
Sebelumnya, televisi pemerintah mengatakan sebuah pusat penelitian ditargetkan.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, Rabu (6/5/2020), tentara mengatakan sekarang sedang menilai kerusakan yang disebabkan oleh serangan tersebut.
Baca: AS Pindahkan Sistem Pertahanan Rudal ke Irak setelah Muncul Serangan Milisi yang Didukung Iran
Baca: Makin Panas, Tentara AS Serang Milisi Irak Dukungan Iran di Utara Baghdad
Menewaskan 14 Milisi
Pengamat perang Suriah untuk Pengamat Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris angkat bicara.
Mereka mengatakan serangan udara menewaskan 14 milisi Iran dan Irak di padang pasir dekat kota Mayadin .
Lebih lanjut, Kepala Observatorium Suriah Rami Abdul Rahman memberikan tanggapan.
"Sangat mungkin Israel meningkatkan operasi," katanya.
Secara terpisah, Juru bicara koalisi pimpinan AS yang memerangi kelompok bersenjata ISIS mengatakan mereka tidak bertanggung jawab atas serangan udara.
Milisi yang didukung Iran dan sekutu mereka memimpin kehadiran penting di Suriah timur di selatan Lembah Eufrat.
Sebagai catatan, wilayah ini terletak dekat dengan perbatasan Irak.
Israel telah meluncurkan ratusan serangan di Suriah sejak dimulainya perang saudara pada tahun 2011 lalu.
Serangkaian serangan menargetkan pasukan pemerintah, pasukan sekutu Iran, dan milisi Hizbullah.
Sebagaimana diketahui, serangan tersebut rincian operasinya jarang dikonfirmasi di Suriah.
Tetapi kehadiran Iran dalam mendukung Presiden Bashar al-Assad merupakan ancaman dan akan melanjutkan serangannya.
Secara terpisah, pejabat diplomatik Israel, yang meminta agar nama mereka dirahasiakan, tidak mengomentari serangan itu.
"Iran adalah satu-satunya negara yang masih mengirimkan teknologi rudal dan rudal ke proksi mereka di kawasan di tengah krisis kesehatan global," katanya.
Serangan di Tengah Pandemi Virus Corona
Narasumber intelijen regional mengatakan Israel meningkatkan serangan di Suriah pada saat perhatian dunia dan wilayah itu, termasuk Suriah, terganggu oleh pandemi virus corona.
Lebih lanjut, juru bicara militer Israel menolak berkomentar.
Narasumber intelijen Barat mengatakan milisi yang didukung Iran telah lama bercokol di provinsi Aleppo.
Di mana mereka memiliki pangkalan dan pusat komando dan memasang senjata canggih.
Ini merupakan bagian dari kehadiran yang meningkat di seluruh Suriah yang dikendalikan pemerintah.
Senjata Kimia
Secara terpisah, The Scientific Studies and Research Center merupakan satu di antara dari beberapa fasilitas di mana narasumber intelijen dan oposisi Barat mencurigai Suriah.
Dengan bantuan para peneliti Iran, bekerja mengembangkan senjata kimia yang mereka tuduh telah digunakan Suriah terhadap warga sipil di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak.
Damaskus dan sekutunya Moskow menyangkal mereka telah menggunakan senjata kimia yang telah menewaskan ratusan warga sipil.
Terutama dalam konflik sembilan tahun dan menyalahkan pemberontak bersenjata atas serangan semacam itu.
Mengomentari intensifikasi serangan Israel, Yoram Schweitzer dari Institut Studi Keamanan Nasional Israel, memberikan keterangan kepada kantor berita AFP.
Negara Yahudi itu mungkin bereaksi terhadap meningkatnya aksi permusuhan dari Iran dan Hizbullah.
Mungkin juga, tambahnya, Israel tengah mencoba untuk menerapkan tekanan tambahan.
Hal ini karena para pesaingnya mengalami dampak dari krisis coronavirus, katanya.
"Saya tidak tahu yang mana dari keduanya, tetapi mungkin kombinasi keduanya," kata Schweitzer.
Kebijakan Anti-Iran Israel
Lebih jauh, helikopter Israel menembakkan beberapa roket dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada sasaran di dalam wilayah Suriah selatan.
Sebagaimana diketahui, lokasi tersebut dikenal sebagai pangkalan milisi Hizbullah Libanon, kata sumber-sumber intelijen dan Suriah.
Pengamat perang dan narasumbe intelijen mengatakan, ledakan besar di gudang amunisi dekat kota Homs pada hari yang sama juga diyakini berasal dari serangan Israel.
Israel telah mengakui dalam beberapa tahun terakhir ini telah melakukan banyak serangan di dalam wilayah Suriah sejak dimulainya perang saudara pada tahun 2011.
Di mana Israel melihat kehadiran Iran sebagai ancaman strategis.
Sumber-sumber intelijen regional mengatakan bahwa serangan Israel yang meningkat terhadap Suriah merupakan bagian dari perang bayangan yang disetujui oleh Washington.
Ini juga bagian dari kebijakan anti-Iran yang telah merusak dalam dua tahun terakhir kekuatan militer Iran yang luas tanpa memicu eskalasi yang signifikan.
Menteri Pertahanan Naftali Bennett mengatakan kepada media Israel pekan lalu bahwa Israel akan meningkatkan kampanye melawan Iran di Suriah.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)