TRIBUNNEWS.COM, KORSEL - Badan intelijen Korea SelatanĀ (Korsel) mengatakan rumor tentang kondisi kesehatan Kim Jong-un tidak berdasar.
Alasannya tidak ada tanda-tanda pemimpin Korea Utara tersebut telah melakukan operasi jantung.
Kim Jong-un baru-baru ini hilang selama 20 hari tanpa tampil di depan umum, dan melewatkan perayaan ulang tahun kakeknya - salah satu acara terbesar di Korea Utara tahun ini.
Beberapa laporan media mengklaim dia "sakit parah", atau bahkan meninggal dunia.
Tetapi dia kemudian muncul dalam sebuah acara peresmian pabrik pupuk - tampaknya dalam kondisi sehat.
-
Baca: Kim Jong Un Dikabarkan Sengaja Palsukan Kematiannya untuk Mengetahui Siapa Pengkhianat di Dekatnya
Apa yang dikatakan badan intelijen Korea Selatan?
Kepala badan intelijen Korea Selatan, Suh Hoon, berbicara kepada komite parlemen pada hari Rabu (06/05)
Dia mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa rumor tentang kondisi kesehatan Kom Jong-un adalah benar, seperti dilaporkan kantor berita Korea Selatan Yonhap.
Komite mendengar pemimpin Korea Utara itu muncul di depan umum 17 kali tahun ini.
Biasanya adalam satu tahun, dia muncul sebanyak 50 kali.
Tapi itu bisa saja kemunculannya berkurang karena wabah virus corona, ujar salah satu anggota komite - meski Korea Selatan secara resmi tidak memiliki kasus Covid-19.
"Tidak dapat disangkal bahwa ada wabah di Korea Utara," kata anggota parlemen Kim Byung-kee.
"Kim Jong-un fokus pada konsolidasi urusan internal seperti pasukan militer dan pertemuan negara-partai, dan kekhawatiran akan virus corona semakin membatasi aktivitas publiknya."
Apa faktor yang memulai spekulasi perihal kesehatannya?
Spekulasi tentang kesehatan Kim diawali setelah dia tidak terlihat dalam perayaan ulang tahun kelahiran kakeknya, pendiri negara, Kim Il Sung pada 15 April lalu.
Perayaan itu merupakan salah-satu acara terbesar dalam kalender resmi Korea Utara, dan Kim biasanya menandainya dengan mengunjungi makam kakeknya. Kim sebelumnya tidak pernah melewatkan acara ini.
Enam hari kemudian, klaim tentang kesehatan Kim yang memburuk kemudian muncul dalam sebuah laporan di situs online yang dikelola para pembelot Korea Utara.
Rumor itu kemudian diberitakan oleh media internasional, dengan beberapa media mengklaim bahwa dia dalam kondisi kritis dan beberapa yang lain mengatakan dia meninggal.
Kemudian muncul berita utama yang lebih sensasional di media Amerika Serikat (AS) bahwa pemimpin Korea Utara itu dalam kondisi kritis setelah operasi jantung.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, agaknya melontarkan isu itu pada 29 April, dengan mengatakan para pejabat AS "belum melihat" Kim dalam waktu dekat.
Namun, pernyataan dari pemerintah Korea Selatan, dan sumber-sumber intelijen China - yang diwawancarai kantor berita Reuters - mengatakan hal itu tidak benar.
Dua pembelot Korea Utara yang kini menjabat sebagai anggota parlemen Korea Selatan, Thae Yong-ho dan Ji Seong-ho, juga mendukung laporan tentang kondisi kesehatan Kim.
Namun, Thae kemudian menyatakan pemintaan maafnya, dengan mengatakan: "Saya sadar bahwa salah satu alasan mengapa banyak dari Anda memilih saya sebagai anggota parlemen adalah dengan harapan akan analisis dan proyeksi yang akurat tentang masalah Korea Utara."
"Saya bersalah dan menanggung tanggung jawab yang berat," ujarnya.
Apakah dia pernah hilang dari publik sebelumnya?
Pada 2014, Kim Jong-un pernah menghilang dari publik selama 40 hari - yang juga memicu bermacan spekulasi - sebelum muncul kembali, dengan menggunakan tongkat.