News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nasib WNI di Kapal Asing

Indonesia Tuntut Penjelasan Kapal Nelayan China Buang 3 Jasad ABK ke Laut

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Media Asing Soroti Indonesia Tuntut Penjelasan Kapal Nelayan China Buang 3 Jasad ABK ke Laut

Beberapa turun ketika kapal berlabuh di pelabuhan Busan, Korea Selatan pada akhir April 2020.

Diketahui, seorang pelaut meninggal karena pneumonia di Rumah Sakit Busan pada 27 April 2020.

Menurut Kementerian Luar Negeri, kapal itu telah beroperasi kembali membawa sekira 20 ABK WNI.

Kementerian Luar Negeri mengatakan, ABK sisanya tengah dipulangkan.

Baca: Hari Ini, Pemerintah akan Pulangkan 14 ABK WNI karena Dugaan Eksploitasi di Kapal China

Baca: Soroti ABK WNI di Kapal China, Susi Pudjiastuti Ingatkan Kembali Kasus Benjina

Viral karena YouTube Korea Reomit

Kabar ini viral setelah influencer YouTube Korea Reomit mengunggah video di kanalnya.

Pada kanal YouTube Hansol atau lebih dikenal dengan Korea Reomit, dia menyertakan sumber berita yang ia bacakan pada Bolo-bolo, atau orang yang mengikutinya di YouTube.

Konten YouTube Hansol sudah ditonton lebih dari 5,1 juta pengguna YouTube.

Dikutip Tribunnews dariĀ IMBC, Selasa (5/5/2020), diwartakan oleh stasiun TV Korea Selatan MBC, sang anchor menerangkan video yang ditayangkan tersebut.

Lebih lanjut, anchor MBC mengatakan, ini merupakan kematian tragis dan pelanggaran hak asasi manusia yang diterima pelaut Indonesia di atas kapal nelayan China.

Screenshot dari rekaman video yang dipublikasikan media Korea Selatan MBC memperlihatkan, eorang awak kapal tengah menggoyang sesuatu seperti dupa di depan kotak yang sudah dibungkus kain berwarna oranye. Disebutkan bahwa kotak tersebut merupakan jenazah ABK asal Indonesia yang dibuang ke tengah laut oleh kapal asal China. (Sumber: MBC/Screengrab from YouTube)

Sebagai catatan, berita ini dilaporkan MBC karena kru kapal meminta bantuan pemerintah Korea Selatan dan MBC saat kapal memasuki Pelabuhan Busan.

Pada awalnya, anchor itu menjelaskan, sulit untuk melihat dan memercayai gambar dan bukti yang mereka (kru kapal) berikan.

Bahkan, sebelum MBC melakukan pemeriksaan lebih lanjut, kapal Tiongkok itu berangkat ke laut lepas.

Anchor MBC tersebut menegaskan, investigasi internasional perlu dilakukan untuk mengetahui rincian pelanggaran hak asasi manusia itu lebih jauh.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini