TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Sejumlah langkah baru akan diterapkan Downing Street sebagai bagian dari rencana agar Inggris bisa selesai menerapkan sistem penguncian (lockdown) dalam upaya mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
Lockdown di negara itu memang telah diterapkan sejak 23 Maret lalu.
Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (9/5/2020), semua orang yang tiba di negara itu, termasuk warga Inggris yang kembali dari luar negeri, akan dipaksa untuk mengisolasi diri mereka sendiri selama 14 hari.
Baca: Tim Pengawas Covid-19 DPR RI Kritik Koordinasi Antar Kementerian dan Lembaga
Ini dilakukan sebagai bagian dari upaya Inggris dalam mencegah terjadinya gelombang kedua pandemi ini.
Menurut The Times, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson akan mengumumkan langkah baru ini pada hari Minggu besok.
Johnson dikabarkan akan berpidato di hadapan seluruh warganya untuk mempresentasikan peta jalan pemerintahannya terkait situasi lockdown.
Langkah-langkah baru akan diterapkan pada semua kedatangan, baik itu melalui bandara, pelabuhan serta stasiun kereta Eurostar.
Baca: KPU Tunggu Kepastian Pemerintah Soal Berakhirnya Pandemi Covid-19
Wisatawan pun nantinya diwajibkan untuk mengisi formulir digital yang mencakup alamat lokasi di mana mereka akan menghabiskan masa karantina.
Menurut kantor berita itu, pihak berwenang juga akan memeriksa alamat-alamat tersebut secara teratur.
Bagi mereka yang melakukan pelanggaran karantina, dapat didenda 1.000 poundsterling atau bahkan dalam sejumlah kasus bisa dideportasi.
Namun, beberapa pejabat Downing Street meyakini bahwa tindakan karantina mungkin tidak akan efektif diberlakukan karena wabah ini sudah tersebar luas di Inggris.
Baca: BP2MI: 34 Ribu Lebih Pekerja Migran Indonesia Akan Pulang ke Tanah Air
Menteri Penerbangan Inggris Kelly Tolhurst diperkirakan akan membahas langkah-langkah baru dengan perwakilan maskapai dan bandara pada Sabtu ini.
Sementara itu, Badan industri Airlines Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataannya kepada BBC bahwa mereka menunggu rincian dari apa yang diusulkan pemerintah.
Lembaga tersebut sebelumnya telah memperingatkan bahwa langkah-langkah seperti itu akan secara efektif 'mematikan' perjalanan internasional ke dan dari Inggris.
Selain itu, juga menghasilkan kerugian tak terukur untuk industri penerbangan dan ekonomi Inggris secara lebih luas.
Tidak ada yang bisa pergi liburan jika para wisatawan ini tidak dapat melanjutkan kehidupan secara normal selama masa karantina 14 hari.
Tidak hanya itu, terkait perjalanan bisnis pun akan sangat dibatasi.
Perlu diketahui, pada Jumat kemarin, Inggris telah mendaftarkan lebih dari 212.600 kasus orang yang terinfeksi corona, di mana 31.316 diantaranya dinyatakan meninggal.