News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Imigrasi AS Deportasi Warga Haiti yang Positif Corona, Populasi Haiti Bisa Tertular Lebih Luas

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cité Soleil, Port-au-Prince, Haiti

TRIBUNNEWS.COM - Pada Senin (11/5/2020) ini, otoritas imigrasi Amerika Serikat akan melanjutkan langkah mendeportasi migran asal Haiti.

Penerbangan itu setidaknya berisi 100 orang dan di antaranya ada lima yang positif Covid-19.

Satu di antaranya adalah Stephane Etienne, migran Haiti pertama yang dites positif Covid-19 pada 17 April silam di Pine Prairie Immigration and Customs Enforcement (ICE) Processing Center di Louisiana.

Dia mengatakan bahwa dia dites positif lagi pada 28 April dan belum diuji ulang sejak saat itu, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera

Baca: Pandemi Corona Ancam Perjanjian Perdagangan AS-China

Baca: Trump Sebut Covid-19 akan Hilang Tanpa Vaksin dan Perkirakan 95.000 Korban Jiwa di AS

Penerbangan deportasi pada Senin ini juga mencakup empat orang lain yang telah dites positif sejak 16 April di pusat penahanan Pine Prairie, menurut Institute for Justice and Democracy in Haiti (IJDH).

"Saya tidak tahu bagaimana mereka bisa melakukan ini," kata Etienne.

Potret satu destinasi di Haiti (moveabroadnow.com)

Dia menyatakan bahwa dirinya tidak pernah menginjakkan kaki di Haiti dan dilahirkan di AS.

Mendeportasi orang yang terinfeksi virus sebenarnya melanggar pedoman kesehatan masyarakat AS dan internasional.

Padahal itu adalah aturan yang ditegaskan untuk menghindari paparan virus lebih lanjut.

Tidak Setuju Deportasi

Direktur laboratorium nasional Departemen Kesehatan Masyarakat Haiti, Dr Jacques Boncy tidak setuju dengan langkah deportasi ini.

Menurutnya, memindahkan orang yang terjangkit Covid-19 akan beresiko pada penumpang lain dalam penerbangan.

Lebih lanjut, para kru pesawat dan populasi Haiti secara luas beresiko terpapar.

"Semua orang tahu risikonya," kata Dr Laure Adrien.

"Kami menghadapi pandemi, setiap kasus positif adalah satu terlalu banyak, setiap kasus positif adalah risiko," tambahnya.

Haiti hingga saat ini masih mencatat kasus infeksi cukup rendah yakni kurang dari 200 orang.

Namun para ahli khawatir bahwa jumlah infeksi sebenarnya lebih tinggi.

Lantaran banyak warga Haiti yang bekerja di Republik Dominika, dimana negara itu memiliki 10.000 lebih infeksi corona.

Para pekerja asal Haiti ini dikabarkan pulang kembali ke rumah karena ada lockdown di sana.

Para ahli juga memperingatkan bahwa Haiti tidak memiliki fasilitas kesehatan yang memadahi.

Meskipun beresiko tinggi terinfeksi corona, ICE umumnya tidak mengetes semua tahanan sebelum dideportasi.

Etienne ragu dia mungkin tidak akan diuji Covid-19 bila tidak bersikeras memohon.

Sejak dia pertama kali dites positif terkena virus korona, dia telah dikurung di Pine Prairie dalam jarak dekat dengan setidaknya 11 orang lain yang baru-baru ini dites positif terkena virus.

Sementara itu, pihak ICE hingga kini masih bungkam menanggapi hal ini.

Setidaknya 788 tahanan, termasuk 26 di pusat penahanan Pine Prairie telah dinyatakan positif corona.

Saat ini ada lebih dari 29.000 orang ditahan di fasilitas ICE di seluruh AS.

Sama halnya dengan Adrien, pihak Koordinasi Kebijakan Keimigrasian, Steve Forester menilai AS ceroboh bila mendeportasi orang tanpa dites corona.

"Bagi Amerika Serikat untuk secara sadar mengirim orang-orang yang positif corona ke Haiti adalah kurangnya rasa hormat yang luar biasa terhadap Haiti dan warga Haiti," katanya.

Sejatinya ini bukan kali pertama AS mendeportasi orang-orang yang positif Covid-19.

Baca: Mantan Petinju AS Sesumbar Kalahkan Conor McGregor Lewat Dua Ronde Saja

Baca: Jarang Kritik Donald Trump, Obama Sebut Penanganan Corona di AS Bak Bencana yang Kacau

Beberapa waktu lalu, AS dituduh mendeportasi lebih dari 100 orang Guatemala yang dinyatakan positif, menurut pejabat Guatemala.

Setidaknya tiga orang yang dideportasi oleh AS pada 7 April dinyatakan positif terkena virus korona setelah kembali ke Haiti, menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Haiti.

AS telah mendeportasi orang-orang ke setidaknya sembilan negara lain di seluruh Amerika Latin dan Karibia sejak Februari, menurut Pusat Penelitian Ekonomi dan Kebijakan.

Negeri Paman Sam telah melepaskan pedoman internasional untuk menekan resiko penyebaran virus melalui perjalanan udara.

"Berapa banyak orang yang mereka deportasikan yang mereka tes positif?" tanya Forester.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini