News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Minyak

Ada Kebijakan Pelonggaran Lockdown, Minyak Kembali Diminati

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM - Permintaan terhadap minyak saat ini sedang meningkat, hal ini karena banyak negara di seluruh dunia mulai melonggarkan penerapan kebijakan sistem penguncian (lockdown) dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19).

Para warga di sejumlah negara pun kini mulai kembali bekerja.

Mulai dari China, Spanyol hingga Amerika Serikat (AS), warganya secara bertahap kembali mengendarai mobil mereka, saat negara-negara di dunia dan negara bagian di AS membuka kembali kegiatan bisnis.

Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (13/5/2020), warga kini merasa lebih aman bepergian dengan kendaraan mereka sendiri, dibandingkan menggunakan moda transportasi umum.

Hal itu karena aturan pembatasan jarak sosial (social distancing) masih ada di benak mereka, meskipun perekonomian mulai dibuka kembali.

Baca: Jokowi Sebut Bahan Pangan Alami Deflasi 0,13 Persen pada April 2020

Baca: Menkes Terawan Setujui Pelaksanaan PSBB di Kota Palembang

Kenaikan permintaan dalam berkendara dan ekspektasi peningkatan perjalanan darat dengan mengorbankan layanan penerbangan untuk liburan musim panas ini diatur untuk mendukung pemulihan permintaan terhadap komoditas minyak secara bertahap.

Karena permintaan terhadap bensin saat ini mulai meningkat di semua pasar, jika dibandingkan dengan posisi terendahnya pada akhir Maret dan awal April 2020.

Peningkatan penggunaan mobil dapat menjadi fenomena singkat, ini diprediksi akan berlangsung hingga kekhawatiran masyarakat terhadap penggunaan moda transportasi umum mereda.

Kendati demikian, lebih tingginya permintaan terhadap bensin, termasuk di AS memang sengaja diatur untuk mendorong agar permintaan terhadap minyak mendapatkan kembali kekuatannya dalam beberapa bulan mendatang.

Di sisi lain, permintaan terhadap bahan bakar jet masih diperkirakan paling terdampak pandemi ini, dengan dihentikannya ribuan penerbangan dan pemberlakuan langkah karantina oleh banyak negara mengacu pada aktivitas kedatangan para penumpang yang menggunakan pesawat terbang.

Perusahaan minyak besar dengan operasi ritel bahan bakar yang luas pun menyampaikan bahwa penggunaan mobil pribadi saat ini merupakan cara yang paling disukai warga untuk bepergian.

Ketua sekaligus Kepala Eksekutif di supermajor minyak dan gas Prancis Total, Patrick Pouyanne mengatakan pada pekan lalu bahwa masyarakat saat ini lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.

"Orang-orang menggunakan lebih banyak mobil mereka, karena saat ini mereka takut menggunakan transportasi umum dibandingkan sebelumnya," kata Pouyanne.

Baca: Norwegia Bongkar Celengan, Tarik Dana Kekayaan Negara 41 Miliar Dolar AS Demi Perangi Corona

Begitu pula yang disampaikan CEO sekaligus Direktur Eksekutif di Repsol, Josu Jon Imaz San Miguel yang berharap adanya peningkatan penggunaan moda transportasi pribadi.

"Setidaknya, di awal kegiatan kami untuk kembali ke normalitas, kami berharap terjadi penurunan penggunaan moda transportasi umum dan peningkatan penggunaan kendaraan pribadi," kata San Miguel.

Di China, jam sibuk dan kemacetan pun kembali terjadi di kota-kota besar, termasuk di Wuhan.

Pada saat yang sama, penggunaan kereta bawah tanah di Beijing, Shanghai, dan Guangzhou telah turun masing-masing sebesar 53 persen, 29 persen, dan 39 persen jika dibandingkan dengan penggunaan sebelum pandemi.

Seperti yang tercatat dalam data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Sementara itu, Kepala analisis permintaan minyak di konsultan energi FGE, Cuneyt Kazokoglu menulis catatannya dalam Financial Times pada awal bulan ini bahwa pandemi ini memungkinkan moda transportasi umum sepi peminat.

"Sangat mungkin bahwa lebih sedikit orang yang akan menggunakan transportasi umum. Mengingat kereta bawah tanah, bus dan kereta api telah menjadi vektor untuk penularan virus ini," kata Kazokoglu.

Kendati demikian, krisis ini tetap saja diprediksi berdampak pada transportasi jalan yang berpotensi memperoleh keuntungan pada tahun-tahun mendatang.

Karena penggunaan mobil penumpang yang lebih tinggi dapat mendukung permintaan terhadap bensin setelah pemberlakuan sistem lockdown dikurangi.

Di AS, data EIA terbaru menunjukkan bahwa permintaan bensin dalam pekan yang berakhir pada 1 Mei kemarin sebesar 6,664 juta barel per hari (bpd).

Angka ini naik dari 5,86 juta barel per hari pada pekan sebelumnya, meskipun masih jauh di bawah permintaan yakni sebesar 9,422 juta barel per hari untuk pekan yang sama di 2019.

Permintaan gas diperkirakan akan terus tumbuh, memimpin harga pompa untuk melanjutkan kenaikan mereka selama akhir pekan.

Permintaan terhadap bensin telah meningkat selama empat minggu berturut-turut, meskipun masih turun 32 persen dari minggu yang sama di tahun 2019.

Meskipun ada tanda-tanda bahwa permintaan bensin sudah mulai pulih dari kehancuran terburuknya pada awal April lalu, jalan menuju pemulihan permintaan terhadap bensin diprediksi akan berlangsung secara bertahap.

Sementara permintaan terhadap bahan bakar jet kemungkinan akan membutuhkan waktu selama bertahun-tahun untuk kembali ke posisi yang sama sebelum masa pandemi.

Implikasinya terhadap permintaan energi adalah bahwa pemulihan akan dilakukan secara bertahap, namun tetap menghadapi risiko penurunan.

Pemulihan bahan bakar jet pun masih terlihat lemah, meskipun transportasi jalan telah pulih di China, namun pemulihan perjalanan udara dinilai jauh lebih tentatif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini