TRIBUNNEWS.COM - Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Biomedis Canggih (BARDA), Rick Bright mengatakan bahwa peringatannya tentang pasokan medis yang kurang diabaikan atasannya.
Dikutip dari The Hill, pernyataan ini dilancarkan Bright untuk anggota DPR pada Kamis (14/5/2020) lalu.
Bright mengatakan pada anggota DPR bidang Energi dan Perdagangan Kesehatan Sub-komite bahwa ditegur produsen bahwa pasokan untuk masker dan peralatan pelindung untuk para medis sudah berkurang sangat cepat sejak awal Januari silam.
Negara-negara yang diandalkan AS untuk memasok masker-masker itu menutup ekspor dan menghentikan pengiriman alat pelindung diri itu ke Amerika Serikat.
Baca: World Beach Games Mundur ke 2023, Niat Indonesia Jadi Tuan Rumah Disaingi Hong Kong dan AS
Baca: Donald Trump: Dunia Dihantam oleh Wabah dari China
Bright juga mengaku telah mengingatkan atasannya perihal kekurangan masker N95.
Padahal pelindung hidung dan mulut itu sangat diperlukan paramedis yang menangani Covid-19.
"Saya ditanggapi dengan ketidakpedulian, mengatakan bahwa mereka terlalu sibuk, mereka tidak punya rencana, mereka tidak tahu siapa yang bertanggung jawab untuk pengadaan itu," kata Bright.
Bright mengaku dia sudah mendesak para pejabat untuk meningkatkan produksi ini.
Bukannya ditanggapi dengan meningkatkan pasokan serta produksi, atasannya justru meminta warga AS supaya mengurangi penggunaan masker.
Agar jumlah stok masker bisa digunakan untuk para pekerja medis.
"Mereka mengindikasikan jika kami melihat ada kekurangan, bahwa kami hanya akan mengubah pedoman CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) untuk memberi informasi lebih baik kepada orang-orang yang tidak boleh memakai masker itu, sehingga akan menyelamatkan masker itu untuk petugas kesehatan kami," kata Bright.
Bright yang merasa heran lantas mempertanyakan jawaban atasannya itu.
"Tanggapan saya adalah, 'Saya tidak percaya Anda bisa duduk dan mengatakan itu dengan wajah lurus. Itu tidak masuk akal'," ujar Bright.
Bright mengira masalah kekurangan pasokan dan keterlambatan produksi akan meningkatkan biaya hidup.
"Saya percaya nyawa melayang, dan tidak hanya itu, kami dipaksa untuk membeli pasokan ini dari negara lain tanpa standar kualitas yang tepat," kata Bright.
"Jadi, bahkan dokter dan perawat kami di rumah sakit saat ini mengenakan masker bertanda N95 dari negara lain yang tidak memberikan perlindungan yang memadai sebagaimana masker N95 standar AS untuk mereka," ungkapnya.
Trump: Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
Di hari yang sama, Presiden Donald Trump mengritik Bright tentang pengakuannya yang dipindah jabatan oleh Gedung putih.
"Saya memperhatikan orang ini sebentar pagi ini," kata Trump saat dia menuju Allentown, Pennsylvenia untuk tur ke pabrik produk kesehatan, Owens & Minor Inc.
"Bagi saya, dia tidak lebih dari orang yang benar-benar tidak puas dan tidak bahagia," kata presiden.
"Ada banyak orang yang tidak menyukai pekerjaannya. Aku tidak mengenalnya. Aku tidak pernah bertemu dengannya. Aku tidak ingin bertemu dengannya," ujar Trump dikutip dari Kolom Opini LA Times.
Trump menilai Bright sebagai karyawan yang marah padahal pekerjaannya tidak sebaik itu.
"Tapi aku memperhatikannya, dan dia terlihat seperti seorang karyawan yang marah, tidak puas, yang, terus terang, menurut beberapa orang, tidak melakukan pekerjaan dengan sangat baik," ungkap Trump.
Komentar Trump tentang Bright lantas diikuti cuitan Trump di Twitter pada Kamis (14/5/2020) pagi waktu AS.
Reaksi Trump ini justru menyita perhatian publik pada Rick Bright.
Sebab apa saja yang dikeluhkan Bright tentang penanganan corona ini merupakan hak-hal yang diremehkan presiden.
Bahkan seorang sumber dari Kantor Penasihat Khusus Trump setuju bahwa pemerintah kemungkinan membalas dengan memindahkannya ke posisi pemerintah yang lebih rendah.
Baca: Donald Trump Menolak Anggapan Ahli Penyakit Menular untuk Tidak Membuka Lockdown AS
Salah satu pernyataan kontroversial Bright yakni dia menolak pesanan untuk membeli stok obat antimalaria yang didukung oleh presiden.
Padahal masih banyak pertanyaan pada analisis ilmiah untuk tingkat kemanjurannya.
Singkatnya, kesaksian Bright Kamis lalu merusak optimisme Trump serta para pembantunya yang telah meremehkan penanganan administrasi krisis kesehatan ini.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)