TRIBUNNEWS.COM - Publik sudah mengetahui kedekatan Legenda NBA Dennis Rodman dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.
Mantan pemain yang pernah tandem dengan Michael Jordan di Chicago Bulls itu menjalin hubungan dengan Pemimpin Korea Utara itu, di mana mereka menjadi "teman untuk selamanya".
Baca: AS Tambah Daftar Blacklist Perusahaan China yang Diduga Terlibat Penindasan Minoritas Uighur
Melansir Kompas.com, selama sekitar dua bulan terakhir, dunia menyoroti kondisi Kim Jong Un karena dia beberapa kali tidak muncul di hadapan publik.
Pertama adalah April. Saat itu dia absen selama 20 hari. Terhitung dari ulang tahun sang kakek, Kim Il Sung, yang juga dikenal sebagai Hari Matahari.
Kemudian adalah Mei ini, di mana Kim tidak terlihat lagi setelah meresmikan pabrik pupuk di Sunchon, sekaligus memperingati Hari Buruh.
Saat Kim absen pada April, sebuah situs yang dikelola pembelot Korea Utara, Daily NK, melaporkan sang pemimpin tengah memulihkan diri dari operasi jantung.
CNN, media terkemuka AS, mengutip keterangan intelijen yang menyatakan bahwa pemimpin yang berkuasa sejak 2011 itu kondisinya kritis.
Sebuah media Jepang bahkan memberitakan bahwa dia berada dalam keadaan koma, dengan ada yang meyakini Kim telah meninggal dunia.
Baru-baru ini, Dennis Rodman membicarakan tentang sosok adik Kim Jong Un, yakni Kim Yo Jong.
Di tengah kegiatan promosi film dokumenter The Last Dance, mengisahkan perjuangan Chicago Bulls meraih gelar keenam NBA pada 1997 yang ditayangkan Netflix, Dennis Rodman ditanya soal Kim.
Saat tampil, di acara Good Morning Britain, Rodman mendapat pertanyaan dari Piers Morgan mengenai hubungannya dengan sang pemimpin.
Dilansir Daily Mirror Jumat (22/5/2020), Rodman yang juga pernah bermain bagi Detroit Pistons itu menyebut masih berkomunikasi dengan Korea Utara.
"Saya bisa mengatakan ini. Jika Anda melihat sang adik di TV, berarti Anda tahu ada masalah. Hanya itu yang bisa saya katakan," kata dia.
Adik Kim, Kim Yo Jong, digadang-gadang bakal menjadi penerus sang kakak menguasai tampuk kepemimpinan negara komunis tersebut.