Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Keberadaan tentara militer AS di beberapa pangkalan AS yang berada di wilayah Jepang membuat banyak masalah, antara lain warga Jepang merasa tak ada keadilan apabila tentara AS melakukan kejahatan di Jepang.
"Sementara tindakan keras atas pidana seperti penangkapan/penahanan diambil terhadap warga perfektur dan warga Jepang, yang merampas kebebasan fisik mereka. Maka tindakan yang sama seharusnya diambil terhadap militer AS. Tapi selama ini tampak kurang adil," papar pengacara Tsutomu Aragaki yang akrab dengan kejahatan militer AS, Selasa (26/5/2020).
Baca: Jangan Panik! Ini yang Harus Dilakukan saat Terjebak di Dalam Mobil yang Tenggelam
"Terungkap bahwa ada perbedaan yang jelas dalam penanganan antara warga Jepang, termasuk warga perfektur, dengan mereka yang terlibat dalam militer AS, sambil kita berusaha mencari persamaan di bawah hukum saat ini," tambahnya.
Pada tanggal 12 Mei dua orang tentara angkatan darat AS sambil membawa pisau masuk ke tempat penukaran mata uang (money changer) di Chatan-cho, Perfektur Okinawa dan merampok uang tunai senilai 6,9 juta yen atau setara Rp 944 juta.
Pada tanggal 21 Mei, terungkap bahwa mereka tidak ditahan secara fisik setelah media Jepang mewawancarai seseorang yang peduli dengan penyelidikan di dalam markas militer AS di Okinawa.
Baca: Berikut Isi UU Kemananan yang Akan Dipaksakan China di Hong Kong, yang Bikin WNI Ikut Was-was
Urusan militer sedang diawasi oleh polisi militer AS.
Seorang tersangka militer dikonfirmasi telah diborgol ketika dia dilaporkan ke Stasiun Okinawa.
Namun ternyata masuk ke dalam markas militer AS tidak diborgol.
Akuisisi kepribadian pertama Angkatan Darat AS membuat penahanan ringan sebagai tersangka dalam kasus perampokan.
Media Okinawa bertanya kepada Pangkalan Angkatan Udara AS Kadena tentang status pengekangan fisik kedua tersangka, tetapi pangkalan itu tidak menanggapinya.
Di sisi lain, tentara yang ditahan oleh Angkatan Bersenjata AS diborgol ke Kantor Okinawa, dan tingkat pengekangan fisik berbeda karena perbedaan status tentara dan afiliasi militer.
Baca: Mulai Hari Ini, KRL Kembali Beroperasi Melayani Masyarakat Sesuai Aturan PSBB
Tersangka ke kantor polisi pada tanggal 21 Mei, dan terus melakukan penyelidikan.
Perjanjian Status AS-Jepang menyatakan bahwa jika pihak AS pertama-tama mengamankan tentara atau afiliasi militer pihak AS, maka tersangka akan ditahan di pihak AS sampai penuntutan Jepang dilakukan.
Polisi menerima sejumlah besar uang tunai hasil rampokan dari tempat penukaran uang yang disita dari dua rumah di pangkalan AS dan sebuah mobil yang dikatakan telah digunakan untuk melarikan diri dari militer sebagai bukti.
Jika mereka dituntut oleh penuntut umum Jepang, mereka akan diserahkan ke pihak Jepang dan akan diadili di Jepang.
Saat ini kedua tersangka masih bebas berkeliaran di dalam markas militer Kadena AS di Okinawa.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com