TRIBUNNEWS.COM - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro dicap sebagai 'pembunuh' oleh oposisi setelah tertangkap kamera santai makan hot dog pada Sabtu (23/5/2020) malam lalu.
Padahal di hari yang sama, ada 965 warganya yang tercatat meninggal dunia karena Covid-19.
Bolsonaro, presiden sayap kanan di Brasil konsisten meremehkan perintah jarak sosial dari para menteri, sebagaimana dikutip dari Guardian.
Hingga akhir pekan ini, ia terus melanggar aturan Kementerian Kesehatan bahkan saat angka kematian corona di Brasil tembus 22.000.
Baca: Presiden Brasil Konsisten Remehkan Corona Disaat Infeksi Capai 310.000, Tertinggi Ketiga di Dunia
Baca: Jair Bolsonaro Kumandangkan Klorokuin saat Krisis Covid-19 di Brasil Makin Meningkat
Lebih dari 347.000 infeksi telah dikonfirmasi di Brasil, jadi jumlah tertinggi kedua di dunia setelah AS.
Menurut laporan media lokal, Bolsonaro pergi ke jalan-jalan ibukota, Brasília, pada Sabtu lalu dengan sekaleng kola dan hot dog.
Jajak pendapat menunjukkan, Bolsonaro masih memiliki dukungan dari sepertiga warga Brasil.
Beberapa pendukung loyalnya bahkan ikut berjalan-jalan bersama presiden dengan meneriakkan nama panggilannya 'Mito'.
Namun, kemarahan dari publik juga tak kalah besarnya, terbukti dengan tersebarnya rekaman Bolsonaro sedang makan hot dog di media sosial.
Melihat ini protes via media sosial tidak terbendung lagi.
Penghinaan menghujani Bolsonaro ketika ia bergulat dengan makan malam cepat saji itu.
Bahkan di antaranya mengatakan Bolsonaro sebagai 'assassino' (pembunuh), sampah, dan fasis.
"Mulai bekerja, kau gelandangan!" kata seorang pengguna Twitter.
Serupa dengan sikap ayahnya, Eduardo Bolsonaro menampilkan sikap yang tak kalah provokatif pada Jumat silam.
Dia dilaporkan menghadiri pesta di sebuah properti mewah di tepi pantai, negara bagian Sao Paulo yang dimiliki seorang pendiri perusahaan hair removal.
Sou Paulo mengantongi 6.045 korban jiwa Covid-19, satu negara bagian paling terpukul pandemi di Brasil.
Gubernur setempat, João Doria yang juga oposisi Bolsonaro berjuang meyakinkan 44 juta penduduknya untuk tetap tinggal di rumah.
Senada dengan Sao Paulo, aktivis sosial di Rio Antônio Carlos Costa menyalahkan Bolsonaro karena skala tragedi yang terjadi.
"Perilakunya nyata," kata Costa.
"Kami berada di tengah pandemi. Orang-orang sekarat di rumah sakit yang penuh sesak dan Anda tidak melihatnya menangis."
"Dia tidak mengungkapkan penyesalan," sambungnya.
Beberapa orang melihat sepak terjang Bolsonaro sebagai upaya mengalihkan perhatian dari skandal politik bola saljunya.
Krisis politik meningkat pada bulan lalu ketika menteri kehakiman Bolsonaro mengundurkan diri.
Baca: Brasil Catat Rekor Harian Tertinggi Kasus Infeksi Virus Corona, 19 Ribu Kasus Baru dalam 24 Jam
Baca: Corona di Brasil: Rumah Sakit Sao Paulo Kewalahan hingga Kuburan Massal di Amazonas
Dia menuduh presiden ikut campur masalah polisi federal dan usaha ini tampaknya untuk melindungi kerabat dari penyelidikan polisi.
Sementara itu, sebuah video berdurasi dua jam memperlihatkan kenyataan pemerintahan Bolsonaro yang penuh serapah sepanjang rapat kabinet itu.
Pada satu titik dalam sesi itu, Bolsonaro membalas kritikan atas keputusannya tetap berkeliaran di jalan-jalan Brasil pada saat pandemi dengan mengucapkan kata kasar.
Kondisi negara di bawah Bolsonaro menyebabkan seorang aktivis Kristen, Costa hampir putus asa.
"Tidak ada yang tahu ke mana arah negara ini. Ini adalah kekacauan, kekacauan total," ujarnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)