TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona atau Covid-19 banyak mengubah kebiasaan ataupun budaya masyarakat dunia dalam beberapa aspek kehidupan.
Dalam aspek kehidupan beragama, virus corona jelas berdampak.
Baca: Arti New Normal menurut Kemendikbud, Berikut Aturan Pencegahan Covid-19 di Tempat Kerja
Kegiatan keagamaan di dalam rumah peribadatan sontak ditiadakan.
Hal itu terlihat jelas pada Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1441 Hijriah.
Tidak hanya di Indonesia, tetapi di beberapa negara juga mengimbau warganya untuk tidak melakukan Salat Id secara berjamaah di tempat terbuka atau di rumah ibadah.
Di Mesir misalnya.
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir Arif Mughni (23) menceritakan, suasana Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijiriah di Negeri Para Nabi tahun ini menjadisangat berbeda.
Tahun-tahun sebelumnya, bila hari Lebaran khususnya, masjid-masjid besar di Mesir sangat penuh jemaah yang hendak menunaikan salat Id berjamaah.
Bukan hanya di masjid. Arif mengatakan, ketika Hari Raya tiba, lapangan diisi ribuan manusia untuk merayakan Hari Kemenangan.
Mulai dari melaksanakan salat Id berjamaah, bersalam-salaman, hingga bersilaturahmi.
"Namun tahun ini berbeda. Semuanya sepi dan tidak berisi. Hanya beberapa mesjid yang dibuka untuk
takbiran secara formal, itu pun dengan menjaga SOP yang ada, terbatas dan lain sebagainya," terang Arif kepada Tribun, Selasa (26/5/2020).
Lebaran tahun ini, akibat pandemi Covid-19, pemerintah Mesir menganjurkan warganya merayakan Hari Raya dengan Salat Id berjamaah di rumah masing-masing.
Namun demikian ditegaskan Arif tidak membuat semangat para mahasiswa Indonesia di Mesir merayakan Hari Raya surut.
"Karena kami yakin, untuk sekarang, inilah yang terbaik," kata Arif singkat.
Arif menceritakan, di tengah situasi Covid-19, akhirnya banyak mahasiswa Indonesia di Mesir membuat berbagai aktifitas kreatif untuk merayakan Lebaran.
Aktifitas kreatif itu untuk mengganti berbagai aktifitas yang biasanya dilakukan di tahun-tahun sebelumnya ketika Lebaran, yang kini tak bisa dilakukan.
Misalnya membuat ketupat atau hidangan hari raya.
Arif bercerita, biasanya di hari pertama Idulfitri, para mahasiswa diundang Duta Besar RI di Mesir untuk silaturahmi akbar di Kedutaan Indonesia di Mesir.
Selain silaturahmi, para mahasiswa juga menyantap hidangan yang disediakan, saling tatap muka dengan banyak mahasiswa dan Staff KBRI secara langsung, saling memaafkan.
Baca: Hentikan Sementara Operasional, Lion Air Sebut Penumpang Kurang Informasi soal Persyaratan Dokumen
Tahun ini, lanjutnya, semuanya diganti dengan masak bersama di rumah atau asrama masing-masing.
"Ada yang bakar sate, buat opor ayam, masak rendang, bahkan banyak yang akhirnya belajar membuat
ketupat dan kue lebaran. Tahun-tahun sebelumnya ada hal seperti ini, namun di tahun ini, lebih banyak
yang melakukan hal tersebut," jelas Arif bercerita.
Halal bi Halal Online.
Menurut keterangan Arif, para mahasiswa Indonesia di Mesir sangat variatif.
Mereka berbeda-beda, mulai dari daerah, almamater, afiliatif, dan lain sebagainya yang berbeda.
Baca: Nekat Mencuri HP di Rumah Sakit, Pencuri Ini Malah Terjebak di Ruang Isolasi Covid-19
Menjadi wajar bila masing-masing komunitas membuat halal bi halal dengan gelar griya atau open house.
Tentunya satu tujuan, yaitu silaturahmi dan untuk tatap muka dan saling memaafkan.
"Tahun ini, Halal bi halal dilaksanakan tanpa harus bersalaman, namun saling memaafkan. Undangan
Silaturahmi Online tersebar dimana-mana. Sederhana, hanya menanya kabar, sharing makanan hari
raya, dan tentunya saling memaafkan," terang Arief.
Aktifitas lainnya yaitu Video Call dengan keluarga di Tanah Air.
Menjadi mahasiswa perantauan sudah wajar jikalau tidak dapat pulang ketika masa-masa menyenangkan seperti Hari Raya.
Namun, kata Arif, itu tidak membuat mahasiswa Indonesia di Mesir lupa akan keluarganya.
Biasanya di hari kemenangan ini, para mahasiswa akan saling sapa dengan keluarga yang ada di
Indonesia secara video call melalui via Messenger, WA dan lain sebagainya.
"Tahun ini, aplikasi Zoom sudah mulai dikenal, jadinya yang tahun-tahun sebelumnya video call antara
ayah ibu dan anaknya, tahun ini satu keluarga besar melakukan video call secara besar-besaran. Saling
sapa, dan saling memaafkan," jelas Arif.
Arif menambahkan, di Hari Raya, mahasiswa Indonesia di Mesir cenderung memilih untuk berjalan-jalan dengan sahabat, silaturahmi ke rumah-rumah senior, menghadiri acara halal bi halal di komunitas-komunitas, dan tidak sedikit yang memutuskan untuk pulang.
Tentu untuk merayakannya bersama keluarga di Indonesia.
Tahun ini, hampir semua mahasiswa akan fokus dengan satu kegiatan, yaitu membaca dan mengulang
kembali buku diktat kuliah.
Hal itu dikarenakan Hari Raya Idul Fitri 1441 H kali ini bertepatan dengan 5 hari menuju ujian akhir semester.
Terutama untuk mereka yang menuntut ilmu di Universitas al Azhar, yang sudah dijadwalkan akan melaksanakan ujian tanggal 30 Mei 2020.
Baca: Hadapi New Normal, Kemenhub Berencana Menaikkan Tarif Angkutan Darat
"Doakan kami agar Allah berikan kemudahan untuk kami dalam ujian nanti, dan semoga yang mendoakan Allah mudahkan segala urusannya," kata Arif.
"Pesan kami, walaupun kita berada di tengah wabah penyakit ini, jangan lupa untuk terus menambah ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena tujuan sebulan penuh kita berpuasa di Bulan Ramadhan ialah untuk menambah ketaqwaan kita," katanya lagi. (tribun network/gen)