TRIBUNNEWS.COM - Kronologi meninggalnya George Floyd, pria Afrika-Amerika, yang akhirnya memicu gelombang protes hingga kerusuhan di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat.
George Floyd meninggal setelah ia disergap oleh polisi.
Dalam penyergapan itu, George Floyd dijatuhkan ke tanah, kedua tangannya diborgol.
Polisi juga menginjak leher George Floyd hingga akhirnya ia dinyatakan tewas.
Baca: Remaja Perekam Detik-detik Kematian George Floyd yang Meninggal Diinjak Polisi Merasa Trauma
Dikutip dari bbc.com, kejadian itu bermula saat polisi menerima laporan pemalsuan uang dari warga pada Senin (25/5/2020).
Polisi kemudian melakukan penangkapan terhadap George Floyd yang saat itu tengah berada di mobilnya.
Saat itu, polisi meminta George Floyd menjauh dari mobilnya.
Versi polisi, George Floyd melakukan perlawanan fisik saat ditangkap.
George Floyd kemudian berhasil dijatuhkan polisi dengan tangan diborgol di belakang.
Polisi mengunci gerakan George dengan menahan lehernya menggunakan lutut.
George Floyd tak bisa bergerak.
Tak hanya itu, ia kesakitan dan kehabisan napas.
Baca: Kematian George Floyd Picu Demonstrasi, 1 Orang Tewas saat Protes, Diduga Pencuri
George Floyd sudah memohon untuk dilepaskan dengan berkata pada polisi ia tak bisa bernapas.
Namun, pada akhirnya George Floyd lemas dan tak lagi bergerak.
Ia dinyatakan meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit.
Video penangkapan George Floyd viral di media sosial.
Peristiwa yang dialami George Floyd kemudian memancing amarah warga Amerika, khususnya Afrika-Amerika.
Beberapa mengaitkannya dengan yang dialami warga kulit hitam lainnya yang juga mengalami nasib serupa.
Demonstrasi terjadi yang kemudian berakhir kerusuhan pada Rabu (27/5/2020).
Trump Janjikan Keadilan
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menanggapi kematian Floyd dengan mengatakan kematiannya adalah "peristiwa yang sangat menyedihkan".
Trump mengungkapkan empatinya terkait kematian Floyd selama perjalanannya ke Kennedy Space Center di mana dia diwawancarai oleh beberapa wartawan dan menurutnya, petugas polisi yang terlibat dalam kematian Floyd harus dipecat.
Di dalam kicauannya di Twitter pada Rabu (27/5/2020), Trump mengatakan, "Atas permintaan saya, FBI dan Departemen Kehakiman sudah melakukan penyelidikan dengan baik."
Dia juga menambahkan, “Saya telah meminta agar penyelidikan ini dipercepat dan sangat menghargai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penegak hukum setempat. Saya sampaikan belasungkawa pada keluarga dan teman George. Keadilan akan ditegakkan!"
Sosok Penyayang
George Floyd dikenal sebagai sosok yang penyayang dan baik di mata teman dan keluarganya.
Dia bekerja di sebuah restoran dan punya reputasi sebagai orang yang selalu membantu siapapun yang kesulitan.
"Mengetahui kakakku adalah untuk mencintai saudaraku," kata Philonise Floyd, adik laki-laki George.
"Dia 'raksasa lembut' dia tidak menyakiti siapapun," ujarnya.
Baca: Polisi Sebut George Floyd Melawan Petugas, Keluarga Tak Terima: Hampir Seluruh Dunia Menjadi Saksi
Floyd yang merupakan penduduk asli Houston, tumbuh dan besar di sana dan lulus dari Sekolah Menengah Jack Yates tempat ia bermain sepak bola.
Dia pindah ke Minnesota untuk bekerja dan mengendarai truk, menurut teman dan mantan pemain NBA, Stephen Jackson.
"Dia tahu dia harus pindah untuk menjadi yang terbaik," tulis Jackson di Instagram.
"Perbedaan antara saya dan kawan adalah saya memiliki lebih banyak peluang daripada dia," tulis Jackson, yang memenangkan kejuaraan bersama San Antonio Spurs pada 2003 silam.
Floyd bekerja di divisi keamanan di Conga Latin Bistro Minneapolis selama lima tahun.
"Dia dicintai oleh semua karyawan dan pelanggan saya," kata Jovanni Thunstrom, bos Floyd.
"Saya melihat video itu dan mengatakan itu bukan Floyd, tetapi kemudian terkejut. Itu Floyd. Dan saat itulah saya tersadar, itu sangat memukul saya," kata Thunstrom.
Dia bercerita Floyd sering membantunya membersihkan bar setelah tutup.
Di matanya, Floyd adalah sosok yang mencintai orang-orang 'terbuang' yang sedang dalam keadaan terpuruk.
"Kami berdoa setiap kali makan, kami berdoa jika kami mengalami kesulitan, kami berdoa jika kami bersenang-senang," kenang Thunstrom.
Tidak hanya rekan kerja maupun keluarga yang sedih dengan kepergian Floyd, sederet artis AS juga ikut geram atas insiden ini.
Kelaurga Minta Keadilan
Dikutip Tribunnews.com dari CNN.com, pihak keluarga menyebut ada empat orang anggota polisi Minneapolis berada di TKP pembunuhan George Floyd, namun diam saja.
Keluarga George Floyd menyayangkan petugas polisi yang harusnya memberi rasa aman kepada masyarakat malah membiarkan kejahatan terjadi, bahkan hingga nyawa melayang.
"Mereka harusnya di sana untuk melayani dan melindungi, dan aku tidak melihat satu pun dari mereka bertindak sedikit pun untuk menolong," ujar Tera Brown, sepupu George Floyd.
"Padahal dia (George Floyd) memohon untuk diselamatkan hidupnya. Tak satu pun dari mereka mencoba menolongnya," sambungnya.
Dalam sebuah wawancara penuh duka pada Selasa (26/5/2020) malam, Brown hadir bersama dua saudara laki-laki George Floyd.
Dua saudara George Floyd membawa foto sang kakak yang mereka deskripsikan sebagai sosok yang tak pernah melukai siapapun dan berperilaku halus.
"Mengenal kakakku adalah dengan mencintainya," ujar Philonise Floyd.
Philonise menyebut anggota polisi itu sebenarnya bisa saja menghina sang kakak dan tak perlu sampai membuat nyawanya melayang.
"Mereka bisa saja menghinanya, menangkapnya, tapi malah meletakkan lutut di lehernya dan mendudukinya (hingga tewas)," kata Philonise.
Bahkan Philonise menyebut para polisi itu memperlakukan George Floyd lebih buruk daripada memperlakukan binatang.
"Mereka memperlakukannya (George Floyd) lebih buruk dibanding mereka memperlakukan binatang," ujar Philonise.
Polisi yang Menyergap George Floyd Dipecat
Sementara itu, pihak kepolisian setempat menyebut keempat polisi yang dimaksud keluarga George Floyd sudah dipecat per Selasa.
Kini pihak berwajib tengah menginvestigasi kasus dugaan pembunuhan ini.
Baca: George Floyd Meninggal Diinjak Polisi, Keluarga Tuntut 4 Polisi yang Diam: Dihukum Layaknya Pembunuh
Investigasi ini melibatkan Derek Chauvin, petugas yang tampak melumpuhkan George Floyd dengan lututnya.
Pengacara Chauvin, Tom Kelly, menyebut dirinya belum akan mengeluarkan pernyataan atas nama kliennya.
Federasi Petugas Kepolisian Minneapolis mengatakan pihaknya belum bisa banyak berkomentar sebelum pemeriksaan seluruh petugas selesai.
(Tribunnews.com/Daryono/Tiara/Ika/Ifa)