News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Prancis Larang Penggunaan Hidroksiklorokuin, Obat yang Diklaim Trump Sembuhkan Covid-19

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebotol dan pil Hydroxychloroquine di meja di Rock Canyon Pharmacy di Provo, Utah, pada 20 Mei 2020. Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada 18 Mei bahwa dia telah menggunakan hydroxychloroquine selama hampir dua minggu sebagai tindakan pencegahan terhadap COVID-19.

TRIBUNNEWS.COM - Prancis telah melarang penggunaan obat anti-malaria kontroversial hidroksiklorokuin untuk mengobati orang dengan Covid-19.

Langkah ini dilakukan mengikuti publikasi temuan awal dari studi skala besar yang menemukan hidroksiklorokuin tidak memberikan manfaat kepada pasien, dan sebenarnya bisa berbahaya.

Sebelumnya, jurnal medis Lancet pada 22 Mei 2020 kemarin melaporkan, tingkat kematian di berbagai negara meningkat.

Selain itu, frekuensi detak jantung tidak teratur yang meningkat pada pasien yang diberi hidroksiklorokuin.

Untuk dicatat, studi pengamatan itu dilakukan pada hampir 100.000 pasien.

Baca: Rusia Tak Akan Larang Hidroksiklorokuin, Obat yang Dikonsumsi Trump untuk Lawan Covid-19

Baca: Masalah Keselamatan Nyawa, WHO Hentikan Sementara Penggunaan Hidroksiklorokuin untuk Covid-19

Dikutip Tribunnews dari CBS News, Menteri Kesehatan Prancis menanggapi temuan itu.

Pada hari berikutnya, dia meminta Dewan Tinggi Kesehatan Masyarakat Prancis (HCSP) untuk meninjau kembali situasinya, dan merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan obat.

Sebotol dan pil Hydroxychloroquine di meja di Rock Canyon Pharmacy di Provo, Utah, pada 20 Mei 2020. Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada 18 Mei bahwa dia telah menggunakan hydroxychloroquine selama hampir dua minggu sebagai tindakan pencegahan terhadap COVID-19. (GEORGE FREY / AFP)

WHO Tangguhkan Hidroksiklorokuin...

Secara terpisah, temuan itu juga mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan, penangguhan sementara obat malaria dari uji coba global, Senin (25/5/2020).

Untuk selanjutnya WHO akan memantau  berbagai potensi perawatan Covid-19, sambil menunggu tinjauan keamanan.

Baca: WHO Punya Perkiraan Puncak Kedua Pandemi Corona, Disebut Bakal Lebih Berbahaya

Baca: WHO Bentuk Yayasan untuk Perluas Pendanaan, Dr Tedros: Bukan Tanggapan atas Ancaman Trump

Empat Warga Prancis Meninggal karena Komplikasi

Lebih jauh, setidaknya empat orang di Prancis telah meninggal karena komplikasi terkait dengan efek samping dari hidroksiklorokuin.

Sebuah studi awal yang dirilis pada awal April 2020 di kota Nice di selatan menemukan, ada 43 kasus gangguan jantung terkait dengan penggunaan hidroksiklorokuin tersebut.

Baca: WHO Tunda Uji Coba Obat Hidroksiklorokuin untuk Pengobatan Virus Corona

Baca: Donald Trump Hentikan Promosi Hidroksiklorokuin setelah Penelitian Tak Tunjukkan Manfaat

Ketika pandemi coronavirus novel berlanjut di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump berbicara kepada para wartawan setelah menandatangani proklamasi menghormati Hari Perawat Nasional di Kantor Oval di Gedung Putih di Gedung Putih 06 Mei 2020 di Washington, DC. Dengan lebih dari satu juta orang di Amerika Serikat terinfeksi COVID-19 dan puluhan ribu orang meninggal karena virus, perawat telah berada di garis depan perawatan untuk pasien di seluruh negeri. (Doug Mills-Pool / Getty Images / AFP)

Trump Tak Konsumsi Hidroksiklorokuin Lagi

Sebagai catatan, Presiden Donald Trump disebut telah menjadi orang yang mempromosikan obat ini.

CBS News melaporkan, Trump pun mendapat kecaman dari para ahli medis ketika dia baru-baru ini mengumumkan bahwa mengonsumsi hidroksiklorokuin setiap hari.

Ini dilakukan Trump sebagai upaya untuk mencegah tertular Covid-19. Namun, pada Senin (25/5/2020), Trump mengatakan, dia telah berhenti minum hidroksiklorokuin.

Pandemi virus corona kini telah menewaskan lebih dari 350,00 orang di seluruh dunia.

Para peneliti di seluruh dunia kini terus bekerja secara agresif untuk menemukan perawatan dan  vaksin untuk menghentikan penyebaran virus yang mematikan itu.

*WHO belum merekomendasikan obat atau vaksin apa pun untuk mengobati Covid-19. Penelitian lebih lanjut masih dikembangkan.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini