Meski Floyd sudah mengeluh tak bisa bernapas, Chauvin tidak bergeming dan tetap menindih leher Floyd selama kurang lebih 9 menit hingga tak sadarkan diri.
Insiden kematian Floyd ini tidak hanya membuat keluarga geram, tapi seluruh AS melakukan aksi demonstrasi untuk menuntut polisi didakwa kasus pembunuhan.
"Saya ingin menyampaikan belasungkawa terdalam bangsa kami dan simpati yang paling tulus kepada keluarga George Floyd," kata Trump di Gedung Putih, dikutip dari CNN.
"Saya berbicara kepada anggota keluarga (George Floyd), (mereka) orang-orang hebat," tambahnya.
Baca: Polisi yang Menindih Leher George Floyd hingga Meninggal Didakwa Pembunuhan
Baca: Polisi Pembunuh dan George Floyd Ternyata Pernah Bekerja 17 Tahun Bersama Jadi Satpam
Trump pada Jumat dijadwalkan melakukan konferensi pers untuk mengatasi kerusuhan aksi bela George Floyd yang meledak di seluruh negeri.
Namun, setelah mengumumkan tindakannya pada China dan WHO, Trump pergi begitu saja.
Setelah itu presiden mendapat kritikan keras karena cuitannya yang kontroversial.
"Kesulitan apapun dan kami akan mengambil kendali tetapi, ketika penjarahan dimulai, penembakan itu dimulai. Terima kasih!" kata Presiden di Twitter.
Namun saat ditanya maksud kalimat 'penjarahan dimulai, penembakan dimulai', Trump mengaku hanya mendengar itu selintas tanpa tahu asalnya.
Trump menilai kematian Floyd adalah insiden yang mengerikan.
Dia mendesak Departemen Kehakiman untuk secepatnya mengusut kasus ini.
"Ini adalah situasi lokal tetapi kami juga membuatnya menjadi situasi federal dan ini adalah hal yang mengerikan."
"Kami semua melihat apa yang kami lihat dan bahkan sangat sulit untuk memahami apa pun selain apa yang kami lihat," kata Trump.
Berita ini tayang di Kompas.com: https://www.kompas.com/global/read/2020/05/30/132132070/rusuh-kematian-george-floyd-meluas-hampir-ke-seluruh-as?page=all#page2