News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusuh di Amerika Serikat

Semua Polisi yang Terlibat Tewasnya George Floyd Kini Telah Ditahan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Thomas Lane, J. Alexander Kueng dan Tou Thao - Tiga mantan polisi Minneapolis yang didakwa membantu pemunuhan George Floyd kini telah berada dalam tahanan

TRIBUNNEWS.COM - Tiga mantan polisi Minneapolis yang didakwa membantu pemunuhan George Floyd kini telah berada dalam tahanan, NY Post mengabarkan.

Otoritas Minnesota merilis mugshot atau foto Thomas Lane, J. Alexander Kueng dan Tou Thao mengenakan pakaian penjara berwarna oranye.

Baca: Huru-hara AS: Patung Kontroversional Mantan Wali Kota Philadelphia Frank Rizzo Diturunkan

Thomas Lane, J. Alexander Kueng dan Tou Thao

Para mantan polisi itu didakwa membantu dan bersekongkol dalam pembunuhan tingkat dua George Floyd pada 25 Mei lalu.

George Floyd saat itu diduga menggunakan uang palsu $20 di sebuah toko grosir sehingga polisi langsung meringkusnya.

Jaksa juga meningkatkan dakwaan tertinggi terhadap mantan polisi Derek Chauvin dari pembunuhan tingkat tiga menjadi pembunuhan tingkat dua.

Chauvin juga telah ditahan dengan jaminan $500.000 sejak penangkapannya Jumat lalu atas tuduhan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua.

Baca: Ceraikan Derek Chauvin, Kellie Chauvin Tak Akan Tuntut Bantuan Finansial Apapun

Catatan Buruk Derek Chauvin dan Tou Thao di Kepolisian

Sebelum terjadinya kasus George Floyd, Derek Chauvin dan Tou Thao sering mendapat keluhan atau pengaduan dari publik tenang cara mereka menangani kriminal.

Namun sebagian besar keluhan itu tidak ditanggapi lebih lanjut.

Derek Chauvin: 17 keluhan

Derek Chauvin

Menurut SCMP, Derek Chauvin (44) adalah veteran yang telah bekerja selama 19 tahun.

Tercatat ada sejumlah insiden yang mencakup tiga insiden penembakan (satu fatal) dan 17 keluhan.

Sebanyak 16 dari pengaduan itu ditutup tanpa tindakan apa-apa.

Pada 2006, Derek dan 5 petugas lainnya bekerja sambilan sebagai penjaga di sebuah klub Latin.

Di sana, mereka mengejar terduga pelaku penusukan.

Ketika terduga pelaku itu mengarahkan senapannya ke arah polisi, Derek dan petugas lainnya langsung menembaknya beberapa kali.

Tersangka meninggal setelah menerima beberapa tembakan.

Pada 2008, Derek menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Ketika ia tiba, pelaku telah mengunci dirinya ke kamar mandi tetapi Derek memaksa masuk.

Pelaku berkelut dengan Derek dan mencoba mengambil pistol polisi.

Derek mendapatkan pistolnya terlebih dahulu dan menembak pelaku dua kali.

Pada 2011, Derek mengejar seorang pria Amerika asli di sebuah kompleks perumahan setelah mereka melihatnya berlari dengan pistol.

Salah satu petugas menembak pria itu tetapi pria itu selamat.

Menurut Daily Beast, Derek dan petugas lainnya juga mengejar sebuah mobil pada 2005 yang kemudian menabrak dan membunuh tiga orang.

Tou Thao: 6 Keluhan

Tou Thao

Tou Thao memulai kariernya di bidang penegakan hukum sebagai petugas layanan masyarakat.

Ia masuk akademi polisi pada 2009 dan diberhentikan setahun kemudian.

Pada 2012, ia kembali ke departemen.

Enam pengaduan telah diajukan kepadanya, tapi lima di antaranya ditutup tanpa ada tindak lanjut.

Pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2014, pria bernama Lamar Ferguson sedang berjalan pulang dengan pacarnya yang sedang hamil 8 bulan.

Mereka tiba-tiba dihentikan oleh dua petugas, salah satunya adalah Tou Thao.

Kedua petugas mulai memeriksa pasangan itu tanpa penjelasan.

Tou kemudian mengatakan, ada surat perintah penangkapan Lamar (yang ternyata tidak ada) lalu memborgolnya.

Sambil menginterogasi Lamar, Tou menjatuhkan Lamar ke tanah dan mulai meninju dan menendangnya.

Sementara petugas lainnya menendang wajah Lamar.

Lamar dibawa ke rumah sakit untuk perawatan medis.

Tapi ketika ia dipulangkan dari rumah sakit, kedua petugas polisi itu tidak mengizinkan Lamar berpakaian.

Mereka mempermalukan Lamar dengan membawanya ke penjara hanya dengan kaus dan celana dalamnya.

Kasus ini diselesaikan di pengadilan pada tahun 2017 dengan Lamar mendapat kompensasi 25.000 dolat AS (Rp366 miliar).

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini