News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusuh di Amerika Serikat

Bukannya Mengamankan, 13 Polisi Chicago Ngopi dan Makan Popcorn saat Demo George Floyd Meledak

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

13 Polisi Chicago Ngopi dan Makan Popcorn Saat Demo George Floyd Meledak

TRIBUNNEWS.COM - Tiga belas polisi Chicago duduk dan tidur di kantor pada Senin (1/6/2020) silam, di saat demonstrasi George Floyd meledak di sana.

Skandal ini diungkapkan Wali Kota Chicago, Lori Lightfoot pada Kamis (11/6/2020) lalu.

Para petugas termasuk dengan tiga pengawas kedapatan bersantai dalam rekaman video CCTV atau kamera keamanan di sana.

Dikutip dari CNN, bukannya ikut mengamankan aksi, mereka justru duduk-duduk, tidur, makan popcorn, dan asik teleponan. 

Baca: Wacana Polisi AS Dibubarkan, Istri Wali Kota New York Anggap Mustahil hingga Hidup Bak di Surga

Baca: Pertama Kalinya dalam Sejarah, Kepala Angkatan Udara AS Dijabat Pria Afrika-Amerika

Apple Store di Wallnut Street, Philadelphia yang dijarah oleh oknum demonstan pada (31/5/2020). Apple Store turut menjadi korban penjarahan oknum demonstran George Floyd. Meski mengalami kerugian, Apple lakukan balas dendam cerdik bagi penjarah. (Twitter/SamWoodlll)

Kelakuan 13 polisi ini tepatnya dilakukan di kantor politisi kongres AS, Bobby Rush.

Insiden ini terungkap setelah Rush meninjau rekaman dari kamera keamanan yang ada di kantornya, jelas wali kota.

Tidak dijelaskan siapa orang yang langsung meninjau rekaman itu.

"Mereka bahkan tidak malu dan tanggung-tanggung untuk membuat kopi dan popcorn, popcorn saya, di dalam microwave saya," kata Rush.

"Mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi pada pelaku bisnis di kota ini," tambah Rush.

Sementara itu, wali kota mengecam para polisi ini.

Dia mengatakan tidak akan membiarkan hal yang sama terjadi lagi, apalagi di kotanya.

"Saya dapat memberi tahu Anda satu hal dengan pasti, tidak satu pun dari perwira ini akan diizinkan untuk bersembunyi di balik lencana dan terus bertindak seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa," kata Lightfoot.

"Tidak lagi. Tidak di kotaku, tidak di kotamu," tambahnya.

Demonstran menjarah toko-toko saat terjadi aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Santa Monica, California, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Agustin Paullier (AFP/Agustin Paullier)

Video itu terjadi pada pukul 1 pagi waktu setempat Senin (1/6/2020) silam.

Di dalamnya terlihat para petugas hanya santai-santai selama lima jam.

Terdapat kelompok inti terdiri dari delapan perwira, tetapi bertambah hingga ada 13 orang di sana.

Protes menuntut keadilan bagi George Floyd meletus di Chicago seminggu sebelum insiden 13 polisi itu terjadi.

Lalu pada 1 Juni, Wali kota Lightfoot mengadakan konferensi pers.

Dia menjelaskan tentang serangan dan penjarahan pada toko lokal selama protes berlangsung.

Operator 911 menerima 65.000 panggilan hanya dalam 24 jam.

Sekitar 50.000 lebih banyak dari pada hari-hari biasanya.

Sehari sebelumnya, pada 31 April Lightfoot mengatakan terjadi kekerasan saat protes berlangsung di Chicago.

Kembali ke kelakuan 13 polisi ini, Inspektur Polisi Chicago David Brown mengutuk tindakan para petugas dalam video pengawasan tersebut.

"Jika kamu tidur selama kerusuhan, apa yang kamu lakukan selama shift reguler ketika tidak ada kerusuhan?" kata Brown.

"Melangkah, atau melangkah keluar (dipecat). Aku tidak bermain," tambahnya.

Wakil Kepala Inspektur Pertama, Anthony Riccio menyebut tindakan itu tidak bisa dibiarkan.

Warga berlari dengan membawa barang-barang hasil menjarah di sebuah toko pakaian saat terjadi aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Long Beach, California, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Apu Gomes (AFP/Apu Gomes)

Baca: KJRI Chicago Pastikan WNI di Minneapolis dan St Paul Dalam Keadaan Aman

Baca: Kerusuhan Menyebar, KJRI Chicago Minta WNI Waspada dan Lapor Jika Memerlukan Bantuan

Sementara itu, Lightfoot mengatakan pihaknya sedang bekerja untuk mengidentifikasi petugas yang terlibat.

"Kamu tahu siapa dirimu. Jangan suruh kami datang mencarimu. Kami akan menemukanmu," tambahnya.

Lightfoot ingin tindakan tegas untuk 13 polisi ini dan mencatat bahwa pengacara negara bagian dan pengacara AS akan meninjau kembali kasus itu juga.

Dia juga mengatakan ingin menggunakan insiden itu untuk meloloskan undang-undang reformasi kepolisian.

"Saya siap bekerja dengan gubernur, dan mitra hebat kami lainnya di Springfield, untuk menempa perubahan dalam undang-undang negara bagian yang mensyaratkan perizinan dan sertifikasi perwira polisi," kata Lightfoot.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini