News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusuh di Amerika Serikat

Dianggap Rasisme Sistematis, Kasus Pembunuhan George Floyd Masuk Agenda Pembahasan Dewan HAM PBB

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang demonstran berdiri di dekat api saat aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di dekat Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Getty Images/Alex Wong

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Rasisme sistematis di Amerika Serikat (AS) yang ditandai pembunuhan warga keturunan kulit hitam George Floyd ketika berada dalam tahanan polisi akan menjadi agenda penting dalam sidang Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Demikian pernyataan Dewan HAM PBB seperti dilansir Reuters, Senin (15/6/2020).

Sidang akan digelar mulai Rabu (17/6/2020).

Baca: Seorang Warga Kulit Hitam Ditembak Mati Polisi, Unjukrasa Kembali Membara di Atlanta

Baca: Buntut Penembakan Warga Kulit Hitam Hingga Tewas, Kepala Polisi Atlanta Mundur

Baca: Derek Chauvin Tetap Dapat Uang Pensiun Rp 14 Miliar Walau Dinyatakan atas Pembunuhan George Floyd

Apple Store di Wallnut Street, Philadelphia yang dijarah oleh oknum demonstan pada (31/5/2020). Apple Store turut menjadi korban penjarahan oknum demonstran George Floyd. Meski mengalami kerugian, Apple lakukan balas dendam cerdik bagi penjarah. (Twitter/SamWoodlll)

Dewan HAM PBB mengikuti permintaan sejumlah negara Afrika yang mendesak digelarnya debat soal rasisme dan tindakan brutal polisi di tengah demonstrasi massal yang terjadi di AS terkait tewasnya Floyd pada 25 Mei lalu.

Hal itu disampaikan Duta Besar Burkina Faso yang menulis surat atas nama 54 negara Afrika kepada Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, soal kematian Floyd.

Baca: Deretan Kasus Kekerasan yang Melibatkan Polisi Pembunuh George Floyd: Derek Chauvin Opsir Bermasalah

Baca: Tiga Opsir di TKP Kematian George Floyd Didakwa Membantu Pembunuhan: Terancam 40 Tahun Penjara

Surat itu disampaikan kepada Presiden Dewan HAM PBB, Elisabeth Tichy-Fisslberger.

Adapun isi suratnya meminta debat mendesak ini digelar pada pekan ini saat Dewan HAM PBB kembali bersidang, pada Rabu (15/6/2020).

Selain mengenai Floyd, sidang kali ini akan membahas sejumlah isu HAM lain. (Reuters/AP)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini