TRIBUNNEWS.COM - Presiden Honduras, Juan Orlando Hernandez mengabarkan bahwa dirinya positif Covid-19 pada Selasa (16/6/2020) malam waktu setempat.
Presiden akan terus melanjutkan tugas-tugasnya namun dari jarak jauh.
Nantinya para pembantu presiden akan membantu pekerjaannya sembari dia menerima perawatan.
"Sebagai presiden negara dan warga negara yang bertanggung jawab, saya ingin menyampaikan bahwa selama akhir pekan saya mulai merasa tidak nyaman dan hari ini saya didiagnosis terinfeksi Covid-19," kata Hernandez dalam pidato televisi.
"Mereka merekomendasikan istirahat tetapi saya akan terus bekerja dari jarak jauh dan melalui pembantu saya," tambahnya, dikutip dari Reuters.
Baca: Presiden Jokowi Sudah Tidak Tahan, Mau Blusukan ke Jawa Tengah
Baca: Penyerang Novel Dituntut 1 Tahun, Penusukan Wiranto Dituntut 16 Tahun, Ini Kata Staf Presiden
Hernandez mengaku mengalami gejala ringan.
Dia mengatakan sejak menerima perawatan, tubuhnya terus membaik.
Saat ini presiden akan mengisolasi diri untuk menunggu keputusan dimana akan menjalani perawatan.
Keputusan itu akan disesuaikan atas rekomendasi dokter pribadi presiden, sebagaimana pernyataan permerintah.
Presiden Hernandez mengonsumsi sejumlah obat untuk meredakan gejala Covid-19 itu.
Beberapa obatnya antara lain microdacyn, azithromycin, ivermectin, dan zinc.
Sementara itu istri presiden dan dua pembantunya juga didiagnosis positif Covid-19.
Kini semuanya menjalani isolasi dan perawatan.
Namun ibu negara Ana Garcia de Hernandez tidak menunjukkan gejala sakit.
Baca: Istana: Presiden Tidak Bisa Intervensi Kasus Novel Baswedan
Baca: Cegah Penyebaran Corona, Bandara Soekarno-Hatta Siapkan Vending Machine hingga Tes PCR
Sehingga dia akan menjalani karantina pribadi di rumah saja.
Republik Honduras merupakan negara Amerika Tengah yang berbatasan dengan Guatemala dan El Savador.
Negara ini memiliki cukup banyak kasus infeksi Covid-19 dan kematian.
Worldometers.info pada Rabu (17/6/2020) mencatat penambahan 478 kasus infeksi di negara ini.
Sehingga kini totalnya mencapai 9.656 infeksi dengan 1.075 pasien sembuh.
Adapun korban meninggalnya sejumlah 330, bertambah 8 orang.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)