Namun kebijakan ini tidak berlaku untuk penerbangan di Asia Tenggara dan China, karena adanya peraturan terkait.
Selain itu, maskapai menerapkan layanan baki tunggal untuk kabin kelas satu dan bisnis khusus penerbangan jarak jauh.
Pencegahan penularan virus diperketat ketika jam makan.
Jadi selain mengenakan masker dan sarung tangan, awak kabin juga dilengkapi kaca mata saat berinteraksi dengan pelanggan selama jam makan.
Namun SIA kali ini menekankan sejumlah terobosan digital untuk mempermudah pemesanan dari tiket hingga menu selama penerbangan.
Peningkatan akses digital ini dimaksudkan agar memperkecil kontak penumpang.
"Perusahaan sedang mengerjakan solusi Print-n-Go, yang akan memungkinkan pelanggan untuk mencetak boarding pass dan label bagasi mereka di pos-pos di bandara tanpa kontak melalui Aplikasi Seluler SingaporeAir atau kode QR," begitu bunyi rilis pers SIA.
Baca: Singapura Umumkan Pembukaan Fase Kedua Pada 18 Juni 2020, WNI Diminta Taati Peraturan
Baca: Badan Pangan Singapura Sebut Tak Ada Bukti Covid-19 Ditularkan melalui Salmon
Beberapa bulan ke depan, maskapai ini akan memperkenalkan layanan pemesanan makanan di lounge secara digital berupa e-menu.
Dimana sebelumnya penumpang akan dilayani dengan makanan prasmanan saat berada di lounge.
Lebih lanjut calon penumpang dihimbau untuk mengakses situs Singapore Airlines untuk melihat informasi Covid-19 dan info penerbangan lainnya.
Menyoal situasi pandemi yang sulit, SIA mengaku telah merevisi kebijakannya terkait pembebasan dana.
Kini penumpang memiliki dua opsi yakni penambahan kredit penerbangan atau dikembalikan uang pembatalan tiket.
"Kami juga telah memperpanjang validitas status KrisFlyer dan PPS kami, serta tanggal kedaluwarsa untuk jarak tempuhnya," jelas SIA
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)