News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Upacara Pemakaman 20 Prajurit India yang Tewas, PM Modi: Kematian Kalian Tidak Sia-sia

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perbatasan China dan India. Konflik antara China dan India kian memanas, ditandai dengan insiden berdarah.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - India bersiap mengadakan pemakaman 20 tentaranya yang meninggal dalam bentrokan fisik dengan militer China di perbatasan Senin (15/6/2020) lalu.

Upacara pemakaman Kamis (18/6/2020), berlangsung di tengah dua pimpinan negara sedang mencari jalan keluar untuk menghindari terulangnya bentrokan.

Pasukan India pun masih tetap siaga di lembah Galwan di wilayah Ladakh di Barat Himalaya tiga hari setelah bentrokan terjadi.

Baca: Militer India: Tentara Kami Tewas Dipukuli Pentungan Paku oleh Serdadu China

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar membahas mengenai persoalan ini bersama diplomat senior China, Wang Yi pada Rabu (17/6/2020) waktu setempat.

Hasilnya, dua belah pihak sepakat untuk tidak mengambil langkah apapun yang bisa semakin meningkatkan ketegangan.

India dan China sepakat untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di perbatasan.

Baca: India dan China Diambang Perang, Berikut Kekuatan Militer Kedua Negara, Siapa yang Unggul?

Seorang pejabat India mengatakan perwira senior dari kedua belah pihak sedang mengadakan pembicaraan pada Kamis (18/6/2020) untuk meredakan ketegangan.

"Pembicaraan itu sedang berlangsung," kata pejabat itu, seperti dilansir Reuters.

Meskipun terjalin pembicaraan, Jaishankar dan Wang Yi saling menyalahkan atas bentrokanyang terjadi di perbatasan yang tercatat. paling mematikan sejak 1967.

Baca: India dan China Diambang Perang, Berikut Kekuatan Militer Kedua Negara, Siapa yang Unggul?

Dua pejabat sama-sama menyerukan masing-masing untuk mengendalikan pasukan.

"Butuh waktu pihak China untuk menilai kembali tindakannya dan mengambil tindakan korektif," demikian Kementerian Luar Negeri India mengutip pernyataan Jaishankar yang diberitahu Wang.

Sementara diplomat China mengatakan India harus menghukum mereka yang bertanggung jawab atas konflik itu dan mengendalikan pasukan di garis depan, kata Kementerian Luar Negeri China.

Kelompok nasionalis garis keras yang memiliki ikatan dengan Partai Bharatiya Janata milik Perdana Menteri Narendra Modi telah meningkatkan seruan untuk memboikot barang-barang dan membatalkan kontrak dengan perusahaan China.

Baca: Coba Kurangi Ketegangan di Perbatasan, China dan India Lakukan Perundingan Melalui Telepon

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini