News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Corona Baru di China Makin Meluas, Muncul 22 Kasus Baru, 13 Terjadi di Beijing

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis berpakaian pelindung lengkap bersiap melakukan swab test bagi warga yang tinggal di dekat dan pernah mengunjungi pasar Xinfadi, pasar makanan grosir yang menjadi kemunculan cluster baru virus corona Covid-19, di Beijing (16/6/2020). Situasi penyebaran virus corona di ibukota Cina tersebut masuk ke dalam kategori 'sangat parah', setelah 27 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona dari cluster baru di Beijing, dan membuat otoritas setempat melakukan pelacakan serta pengujian Covid-19 besar-besaran. AFP/NOEL CELIS

Sebagai langkah pencegahan, lebih seribuan penerbangan domestik masuk dan keluar dari Beijing dibatalkan pada Rabu (17/6/2020), sebagai upaya untuk membendung penularan wabah virus corona (Covid-19) di ibukota China.

South China Morning Post melaporkan, 1.255 penerbangan yang seharusnya terbang dari dan ke Bandara Internasional Beijing Daxing dan Bandara Internasional Beijing Capital dibatalkan.

Beijing dan sejumlah provinsi di China juga telah melarang warganya untuk berpergian meninggalkan kota.

Bukan itu saja, otoritas setempat pun menghentikan sejumlah moda transportasi pada Selasa (16/6/2020) untuk menghentikan penyebaran virus corona ke kota dan Provinsi lain.

Di pusat keuangan China, Shanghai, pemerintah meminta para wisatawan dari Beijing menjalan karantina selama dua minggu, ketika 27 kasus baru Covid-19 ditemukan.

Kemunculan puluhan kasus baru Covid-19 di Beijing memicu kekhawatiran akan potensi gelombang kedua di China.

Sebagaimana diketahui, virus ini pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, sebelum menyebar ke seluruh dunia dan menjangkiti lebih dari 8 juta orang.

"Beijing akan mengambil tindakan yang paling tegas, menentukan, dan ketat untuk menghentikan wabah," ujar Xu Hejian, juru bicara pemerintah kota Beijing, dalam konferensi pers pada Selasa (16/6/2020).

Beijing telah menetapkan 22 titik sebagai daerah berisiko sedang pada Senin kemarin. Hal ini perlu untuk mengambil tindakan yang ketat, mengantisipasi potensi masuknya infeksi.

Semua kelompok berisiko tinggi di Beijing, seperti yang punya kontak dekat dengan mereka yang terpapar, tidak diperbolehkan untuk meninggalkan kota, demikian laporan media milik pemerintah, People’s Daily.

Media China, Global Times melaporkan, otoritas Beijing mendorong setidaknya dua provinsi terdekat untuk melakukan pelacakan warga yang punya riwayat ke pasar Xinfadi.

Semua taksi dan jasa layanan mobil lainnya juga telah ditangguhkan. Beberapa rute bus jarak jauh antara Beijing dan Provinsi Hebei dan Shandong dihentikan.

Setidaknya tiga layanan shuttle bus dari Hebei dan satu lagi dari Inner Mongolia ke Bandara Beijing ditangguhkan.

Prihatin tentang risiko menular, banyak Provinsi juga telah merapkan persyaratan karantina bagi pengunjung dari Beijing.

Pada Selasa, Shanghai mulai meminta wisatawan dari daerah berisiko Covid-19 di China untuk jalani karantina selama 14 hari.(Reuters/AP/AFP/Global Times)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini