Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gedung Wing 18 yang berisi bahan materi berbahaya, di dalam pangkalan udara terbesar AS di Jepang, Kadena, Okinawa, terbakar selama 5,5 jam. Api baru dapat dipadamkan sekitar jam 14.00 waktu Jepang.
"Tidak ada yang terluka tetapi asal klorin menghantam 45 orang yang segera diungsikan ke tempat lain," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (23/6/2020).
Pihak militer AS masih terus menyelidiki sumber dan penyebab kecelakaan tersebut.
Namun asap akibat kebakaran sempat mengkhawatirkan penduduk Okinawa dan sekitarnya.
"Agak bau asap apalagi dari gudang materi berbahaya. Kami ingin tempat tersebut diinvestigasi secara menyeluruh namun itu wilayah kuasa militer AS, agak repot melakukannya," tambahnya.
Lebih dari 50.000 tentara AS berada di Jepang dan pangkalan udara Kadena adalah yang terbesar.
April 2020 sebanyak 140 ton busa pemadam kebakaran mengotori laut sekitar pangkalan Futenma.
Namun pihak Kementerian Pertahanan Jepang menyebutkan tidak menimbulkan masalah besar akibat kebocoran tersebut.
"Pemerintah Jepang harus berlaku tegas tanpa pandang bulu pada pemerintah AS, Kita sangat prihatin dan terganggu sekali dengan gas berbahaya tersebut," ungkap Masamori Nakae, Ketua Komunitas Kamiseiku kota Chatan, sekitar 1 km dari tempat kejadian kebakaran tersebut.
Baca: Tingkatkan Penjualan, Asosiasi Nelayan Jepang Bagi-bagi 400 Kilogram Ikan Gratis
Baca: Jumlah WNI Overstay di Jepang Capai 3.500 Orang, Paling Banyak Berada di Ibaraki
Nakae mengkritik bahwa militer AS mengabaikan kehidupan penghuninya, mengatakan bahwa sudah terlambat untuk menghubungi penduduk setempat meskipun mengeluarkan zat berbahaya.
Setelah perang, warga di sekitar pangkalan itu terganggu oleh insiden dan kecelakaan yang melibatkan militer AS.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com