TRIBUNNEWS.COM - China berhasil meluncurkan satelit tak berawak ke Mars untuk mencari tanda-tanda kehidupan, pada Kamis (23/7/2020), Sky News melaporkan.
Peluncuran satelit pertama ke planet lain ini, sebagai upaya menunjukkan kepemimpinan global China di ruang angkasa.
Ditambah China ingin menunjukkan kecakapan dan ambisi teknologinya.
Satelit bernama Tianwen-1, yang berarti 'Questions to Heaven', berhasil lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa, Wenchang di pulau selatan Hainan.
Pelepasan roket tersebut disaksikan oleh ratusan penonton dari pantai terdekat.
Baca: Roket H2A Milik Jepang Sukses Diluncurkan, Bawa Peralatan Hope yang Dikembangkan UEA
Satelit ini diperkirakan akan mencapai Mars pada bulan Februari, dimana satelit akan berusaha untuk menjelajahi planet selama 90 hari.
Peluncuran ini membuat, China menjadi negara kedua yang meluncurkan roket ke Mars minggu ini.
Sebelumnya, pesawat ruang angkasa Uni Emirat Arab memulai perjalanannya pada hari Senin lalu dari Jepang.
AS juga akan meluncurkan roket ke Mars dari Cape Canaveral Florida minggu depan.
Tianwen-1 yang memakan waktu tujuh bulan untuk mencapai planet merah ini, berencana untuk mencari sumber air dan bukti kemungkinan bentuk kehidupan purba.
Baca: Dua Roket Meluncur dari Gaza ke Israel di Tengah Ketegangan Pencaplokan Tepi Barat Palestina
Pesawat ruang angkasa tandem (dengan pengorbit dan penjelajah) ini bertujuan melakukan pendaratan di Utopia Planitia.
Lantas mengapa China meluncurkan satelitnya di planet mars?
Rupanya, NASA mendeteksi kemungkinan tanda-tanda es di lokasi tersebut.
Hal itu menurut sebuah artikel di Nature Astronomy oleh kepala insinyur misi Wan Weixing, yang meninggal pada Mei setelah berjuang melawan kanker.
Sementara, the rover akan mencoba mendarat di Mars pada bulan April atau Mei tahun depan.
Baca: 6 Hal yang Perlu Diketahui Soal Misi Bersejarah UEA, Pengorbit Hope yang Diluncurkan ke Mars
Perangkat berkekuatan 240 kg tenaga surya akan beroperasi selama sekitar tiga bulan ketika mendarat di Mars.
Adapun pengorbitnya dijadwalkan untuk dua tahun terakhir.
Peluncuran ini merupakan upaya kedua Tiongkok untuk menuju Mars.
Upaya bersama dengan Rusia pada 2011 gagal ketika pesawat ruang angkasa lepas landas dari Kazakhstan tetapi gagal untuk keluar dari orbit Bumi.
Musim peluncuran Mars hanya terjadi sekali setiap 26 bulan.
Yakni ketika Bumi berada di titik terdekatnya dengan Mars, dan seringkali sangat sibuk.
Baca: Catat Sejarah, Uni Emirat Arab Luncurkan Misi Hope ke Mars dengan Roket Jepang
Hanya AS yang berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa di Mars, melakukannya delapan kali sejak 1976.
Dua penemu NASA yang disebut InSight dan Curiosity masih beroperasi hari ini.
China, bagaimanapun, adalah negara pertama yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di sisi jauh bulan tahun lalu.
Pandemi virus corona membuatnya lebih sulit bagi para ilmuwan China untuk meluncurkan roket Mars.
Sebab, mereka dipaksa untuk bekerja dari rumah.
Pada bulan Maret, selama puncak wabah China, tiga anggota tim, mengemudi 12 jam antara Beijing dan Shanghai untuk mengirimkan kunci instrumen.
(Tribunnews.com/Maliana)