Hanya transkrip tertulis yang tersedia untuk publik di pengadilan saat itu.
Hakim Peter Cahill, yang memimpin kasus itu, mengizinkan video dari bodycam Lane dan Kueng dapat diakses secara terbatas di pengadilan pada 15 Juli.
Namun Cahill menolak untuk mengizinkan organisasi berita untuk menerbitkan rekaman itu.
Sebuah koalisi perusahaan media lokal dan nasional, termasuk CNN, mengajukan mosi pada bulan Juli menyerukan untuk segera merilis dua video kamera yang dikenakan di tubuh Lane dan Kueng.
Ben Crump, seorang pengacara untuk keluarga Floyd, mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin (3/8/2020) bahwa video yang bocor itu menunjukkan Floyd tidak melakukan tindakan yang mengancam.
"Para petugas polisi mendekatinya dengan menggunakan senjata, hanya karena dia adalah seorang pria kulit hitam," ujar Ben Crump.
"Seperti yang ditunjukkan video ini, Floyd tidak pernah menimbulkan ancaman."
"Jika bukan karena video, dunia mungkin tidak akan pernah tahu tentang kesalahan yang dilakukan polisi terhadap George Floyd."
Sementara tidak ada petugas yang mengajukan pembelaan formal, pengacara untuk Thao dan Lane telah meminta agar kasus-kasus terhadap klien mereka diberhentikan.
Pengacara Kueng bahkan mengatakan kliennya bermaksud untuk mengaku tidak bersalah.
Seorang juru bicara hakim mengatakan pada hari Senin bahwa Cahill belum memutuskan tentang mosi untuk mempublikasikan rekaman bodycam itu.
Pengacara Chauvin dan Kueng menolak untuk berkomentar.
CNN juga menghubungi pengacara yang mewakili Thao dan Lane untuk memberikan komentar pada hari Senin tetapi belum menerima tanggapan.
Jaksa Agung Minnesota Keith Ellison, yang menuntut kasus tersebut, mengatakan kepada CNN bahwa timnya bukan yang membocorkan video yang dimiliki Daily Mail itu.
"Tim penuntut bukan sumber kebocoran video. Kami akan terus mengambil tindakan pencegahan paling ketat untuk memastikan pengadilan yang adil," kata Ellison.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)