TRIBUNNEWS.COM - Video bodycam terbaru beredar memperlihatkan momen awal saat George Floyd (46) ditahan oleh empat polisi Minneapolis pada 25 Mei 2020 lalu.
Dalam video tersebut, terlihat George Floyd yang diperintahkan polisi keluar dari mobilnya.
Ia terdengar memohon kepada para petugas untuk tidak memasukkannya ke mobil polisi.
Video tersebut diunggah pertama kali oleh Daily Mail.
Hakim Hennepin bulan lalu mengizinkan jurnalis dan tamu sidang untuk melihat video tersebut.
Namun Hakim Hennepin belum mengizinkan koalisi organisasi berita, termasuk The Associated Press, untuk mempublikasikan video tersebut.
Baca: Keluarga George Floyd Ajukan Gugatan Terhadap Kota Minneapolis serta 4 Petugas Polisi
Baca: Terungkap Dialog George Floyd dengan Polisi yang Menindih, Ternyata Begini Kronologinya
Meskipun sumber video tidak pasti jelas berasal dari mana, NBC News melaporkan bahwa video tersebut sesuai dengan apa yang ditunjukkan ke media di gedung pengadilan selama pemeriksaan pra-persidangan untuk para petugas polisi.
Juru bicara Pengadilan Hennepin, Spenser Bickett mengatakan kepada Star Tribune bahwa penyelidikan sedang dilakukan terhadap kebocoran video tersebut, tetapi menolak komentar lebih lanjut
Perwakilan dari Daily Mail belum menanggapi permintaan AP untuk memberikan komentarnya terkait video tersebut.
Dilansir CNN.com, video yang bocor itu diambil dari bodycam yang dipakai dua mantan polisi Minneapolis yang terlibat penangkapan George Floyd, yaitu Thomas Lane dan J. Alexander Kueng.
Floyd yang panik terlihat bersitegang dengan polisi di belakang mobil polisi.
Sesaat kemudian, polisi Thomas Lane terdengar bertanya pada Derek Chauvin apakah Floyd perlu digulingkan ke sisinya.
Rekaman dari bodycam itu diserahkan ke pengadilan pada 7 Juli 2020 oleh pengacara Lane.
Video itu digunakan sebagi bukti untuk mendukung mosi menghapuskan tuduhan kliennya.
Hanya transkrip tertulis yang tersedia untuk publik di pengadilan saat itu.
Hakim Peter Cahill, yang memimpin kasus itu, mengizinkan video dari bodycam Lane dan Kueng dapat diakses secara terbatas di pengadilan pada 15 Juli.
Namun Cahill menolak untuk mengizinkan organisasi berita untuk menerbitkan rekaman itu.
Sebuah koalisi perusahaan media lokal dan nasional, termasuk CNN, mengajukan mosi pada bulan Juli menyerukan untuk segera merilis dua video kamera yang dikenakan di tubuh Lane dan Kueng.
Ben Crump, seorang pengacara untuk keluarga Floyd, mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin (3/8/2020) bahwa video yang bocor itu menunjukkan Floyd tidak melakukan tindakan yang mengancam.
"Para petugas polisi mendekatinya dengan menggunakan senjata, hanya karena dia adalah seorang pria kulit hitam," ujar Ben Crump.
"Seperti yang ditunjukkan video ini, Floyd tidak pernah menimbulkan ancaman."
"Jika bukan karena video, dunia mungkin tidak akan pernah tahu tentang kesalahan yang dilakukan polisi terhadap George Floyd."
Sementara tidak ada petugas yang mengajukan pembelaan formal, pengacara untuk Thao dan Lane telah meminta agar kasus-kasus terhadap klien mereka diberhentikan.
Pengacara Kueng bahkan mengatakan kliennya bermaksud untuk mengaku tidak bersalah.
Seorang juru bicara hakim mengatakan pada hari Senin bahwa Cahill belum memutuskan tentang mosi untuk mempublikasikan rekaman bodycam itu.
Pengacara Chauvin dan Kueng menolak untuk berkomentar.
CNN juga menghubungi pengacara yang mewakili Thao dan Lane untuk memberikan komentar pada hari Senin tetapi belum menerima tanggapan.
Jaksa Agung Minnesota Keith Ellison, yang menuntut kasus tersebut, mengatakan kepada CNN bahwa timnya bukan yang membocorkan video yang dimiliki Daily Mail itu.
"Tim penuntut bukan sumber kebocoran video. Kami akan terus mengambil tindakan pencegahan paling ketat untuk memastikan pengadilan yang adil," kata Ellison.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)